harianmerapi.com - Kisah cerita rakyat Calon Arang. Karena hasutan Narottama, maka marahlah Raja Erlangga. Wajahnya menjadi merah, matanya pun menyinarkan hawa panas, hawa marah.
Raja pun memerintahkan prajurit pinilih untuk menggempur Desa Girah untuk membawa janda Calon Arang hidup atau mati!
Kemudian, sidang kerajaan itu pun berakhir sampai di situ. Sepeninggal Prabu Erlangga, Patih Narottama juga keluar dari sidang diikuti oleh Patih Nayaka, Bupati, Bekel, dan Demang yang ikut sidang Keraton Kahuripan.
Sebentar kemudian, di Alun-alun Kahuripan terdengar tanda “Gong… gong … gong..,” bende yang berbunyi tiga kali, tanda mengundang para prajurit pilihan.
Mendengar suara gong berbunyi, maka berkumpullah 20 prajurit pilihan pengawal Raja dan 20 pelayan dalam.
Semuanya keluar menuju alun-alun, membawa senjata tombak, pedang, dan tak lupa di pinggangnya terselip sebilah keris.
“Hormat… pada Ki Patih Narottama,” aba Wangsa Jaya, komandan pasukan itu.
“Yak… cukup!” teriaknya lagi, ketika Sang Patih sudah selesai menunduk.
“Lapor, kami pasukan Pengawal Raja 20 orang, serta Pelayan Dalam 20 orang siap menerima perintah dari Ki Patih!”
Baca Juga: Cerita Lucu Warung Makan dengan Nama Bakso Sukar dan Mbok Susah serta Beli Motor dengan Uang Receh
“Laporan selesai…” lanjut si Wangsa Jaya.
Selesai memeriksa barisan, Ki Patih segera memberi tugas… dan mereka langsung naik ke atas punggung kudanya masing-masing.
Ki Patih juga ikut serta, ia berada paling depan, diapit oleh Pungga Mukti dan Pungga Sasra. Mereka komandan prajurit pelayan dalam dan pengawal raja.
Sinar matahari mulai merambat ke arah cakrawala, sementara burung-burung ceria, saling menari di atas dahan dan cabang pohon yang rindang.