Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang 9: Hati-hatilah dengan Godaan Wanita Cantik

photo author
- Selasa, 17 Mei 2022 | 17:10 WIB
Sosok wanita cantik Ken Tambangraras membuat Rangga Janur terpesona. (Ilustrasi Pramono Estu)
Sosok wanita cantik Ken Tambangraras membuat Rangga Janur terpesona. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang. Rangga Janur dan Gagakrimang yang diutus untuk mengantar lukisan wajah Amongraga menyempatkan mampir sebentar ke pertapaan Gunung Wilis.

"Eyang Wilis, sowanku kemari ingin minta doa restu sehubungan aku mendapatkan tugas yang sangat berat dari Kanjeng Adipati Menak Pesagi, untuk memberikan gambar lukisan wajah Ki Sawojajar ini ke Wanamerta," kata Rangga Janur.

"Ya. Niatmu yang baik aku restui sedangkan niat yang tidak baik tidak aku setujui. Hati-hatilah dengan godaan wanita cantik." jawab Eyang Wilis berpesan.

Baca Juga: Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang 1: Jamal Jamil Murid Syeh Amongraga Malah Menyebarkan Ilmu Sihir

"Terima kasih, Eyang Wilis."

Rangga Janur dan Gagakrimang melanjutkan perjalanannya. Sampai di Wanamerta hari sudah malam. Suara burung-burung malam sudah terdengar, di langit bintang-bintang mulai berkelipan.

Keluarga Wanamerta tidak jenjem, malam itu merasakan kegelisahan, ada firasat yang menunjukkan malam itu ada hal yang tidak wajar bakal terjadi.

"Hati-hatilah, Raras. Waspadalah jika malam ini terjadi sesuatu!" berkata Kyai Bayan Panuarto kepada anak putrinya mengemukakan panggraitanya.

Ken Tambangraras wanita cantik itu mengangguk. Dia juga merasakan hal seperti itu makanya ia merasa perlu untuk waspada.

Gelap malam pun tiba mengerudungi bumi, kunang-kunang beterbangan kian kemari seakan menjadi lampu-lampu kecil yang menerangi.

Baca Juga: Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang 2: Kanjeng Sultan Memerintahkan untuk Menghukum Syeh Amongraga

Di sela-sela kegelapan itulah Rangga Janur dan Gagakrimang secara diam-diam memasuki halaman rumah Kyai Bayan Panuarto.

Mereka mengendap-endap supaya tidak ketahuan para peronda kampung dan para penjaga rumah Joglo besar itu.

Bersama-sama mereka berdua kemudian menebar sirep agar para penjaga itu tertidur pulas, senjata mereka lalu dilucuti.

Kemudian keduanya mendekati pintu, ternyata dikunci. Rangga Janur membaca mantra khusus lalu ditiupnya selarak, terbukalah pintunya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X