Dahulu kedatangan Raden Rahmat ke tanah Jawa tidaklah sendiri, beliau ditemani ayahnya Sykeh Jumadil Kubra dan kakaknya Sayyid Ali Murtdha.
Kemudian mereka terpisah dalam menjalankan misi dakwahnya, yang mana Syekh Jumadi Qubra berada di tanah Jawa, Sayyid Ali Murtadha berada di Samudra Pasai dan Raden Rahmat di Champa, Vietman Selatan.
Setelah Syekh Jumadil Kubra (ayahnya) wafat, Sunan Ampel di angkat menjadi sesepuh wali songo. Sebagai Mufti atau pemimpin di tanah Jawa beberapa murid dan anaknya menjadi muridnya.
Beberapa putranya sendiri juga merupakan seorang wali yang termasuk juga dalam walisongo.
Dengan diangkatnya Sunan Ampel sebagai sesepuh, maka para wali lain tunduk dan patuh kepada kata-katanya, yang termasuk fatwa beliau dalam memutuskan untuk peperanngan dengan Majapahit.
Saat itu, para wali yang lebih muda menilai jika Sunan Ampel terlalu lamban dalam memberikan nasihat kepada Raden Patah. *