harianmerapi.com - Salah satu penyebar agama Islam yang diabadikan namanya di wilayah Tembarak adalah Kyai Pahing. Banyak tantangan yang dihadapi karena kala itu banyak yang belum memeluk agama Islam.
Beliau memiliki nama aslinya Kyai Abdul Kholiq atau Raden Mas Wiryo Kusumo. Beliau adalah seorang mubaligh yang sangat dihormati.
Ayahnya bernama Panembahan Bodo atau Raden Trenggono (tapi bukan Sultan Trenggono), dan ibunya Nyai Brintik, putri Sunan Kalijaga.
Dalam perjalanan syiar agama Islam dia menetap di sebuah desa yang kini bernama Menggoro, wilayah Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.
Sebuah desa yang subur di kaki sisi timur Gunung Sumbing. Dalam menyebarkan agama Islam, dia hidup di tengah masyarakat yang menganut ajaran agama Hindu,
Di samping juga masih ada yang mempunyai faham kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Inilah yang menarik dan menjadi tantangan Kyai Abdul Kholiq untuk menyebarkan agama Islam di desa ini
Kala itu ia menjadi takmir masjid peninggalan ayahandanya. Sisa-sisa bangunan candi Hindu berupa arca Nandi dan batu-batu candi kini diletakkan di bawah dua pohon tanjung di halaman masjid.
Baca Juga: Syahrut Tarbiyah, Mendidik Diri dan Umat Selama Bulan Ramadhan
Dengan memukul kentongan, Kyai Abdul Kholiq mengundang masyarakat agar berkumpul di sebuah tempat.
Setelah banyak warga masyarakat yang datang dan berkumpul, mereka diajak Kyai Abdul Kholiq untuk masuk ke sebuah masjid.
Tetapi, sebelum memasuki masjid, warga masyarakat itu dituntun mengucapkan dua kalimat syahadat dan diberi pemahaman maknanya.
Dengan mengucapkan kalimat syahadat itu artinya mereka telah masuk agama Islam. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Kyai Abdul Kholiq memberikan pengarahan dan amalan-amalan yaitu,
"Ya Allah, Ya Kabir, Ya Rahim, Ya Mujib." Yang artinya, "Wahai Allah Yang Maha Agung, Yang Maha Mulia, Yang Maha Mengabulkan".