Rombongan melalui desa Krian-Wonokromo hingga memasuki Kembang Kuning. Selama dalam perjalanan, Raden Rahmat tak pula mengampaikan dakwah pada penduduk setempat yang di lalui.
Cara berdakwah yang dilakukan cukup unik, yaitu beliau membuat kipas yang dari anyaman rotan. Kipas tersebut dibagikan pada masyarakat setempat secara gratis, namun penduduk dapat menukarkannya dengan kalimat syahadat.
Tak ayal, penduduk yang menerima kipas tersebut sangat senang.
Dengan cara tersebut semakin banyak orang berdatangan pada Raden Rahmat, dan pada saat itulah beliau memperkenalkan keindahan agama Islam yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Cara tersebut terus dilakukan hingga memasuki Desa Kembang Kuning. Saat itu, Desa tersebut masih seperti hutan dan banyak rawa-rawa. *