Namun bantuan itu tidak kunjung datang. Pasukan Bang Wetan dari hari ke hari hanya menunggu dan menunggu saja.
Sedangkan pasukan Mataram menanti strategi apa yang bakal diterapkan oleh musuh. Mereka berhati-hati dan waspada jangan sampai terjebak oleh tipu daya lawan.
"Tumenggung Mertalaya, selidiki apa yang sesungguhnya terjadi dengan pasukan prajurit Bang Wetan itu! Kenapa hanya terus menunggu?" perintah Kanjeng Sultan.
"Sendika kanjeng," jawab Tumenggung Martalaya. Dengan disertai pengawal berkuda mereka mengitari pesanggrahan musuh dari jarak jauh.
Berhari-hari penyelidikan ini dilakukan. Akhirnya di dapat kesimpulan bahwa pasukan Bang Wetan menunggu bantuan pangan dari Kadipaten Pajang.
Mereka itu berkeliaran kemana-mana karena kelaparan dan menderita berbagai penyakit, bahkan diantara mereka sudah ada yang meninggal.
"Kanjeng Sultan, kita serang sekarang saja! Kondisi musuh itu sudah kepayahan dan kelaparan!" kata Tumenggung Martalaya.
Kanjeng Sultan menyetujuinya. Maka digerakkanlah pasukaan Mataram pagi itu menyerang pasukan Bang Wetan.
Para Bupati dari pasukan Bang Wetan itu terpaksa menyambut peperangan dengan kondisi pasukan yang sudah kepayahan, kelaparan, dan tidak sehat.
Perang berjalan tidak seimbang pasukan Bang Wetan dalam waktu relatif singkat dapat ditaklukkan.
Baca Juga: Kejadian Horor Tanpa Sadar Diajak Bercinta dengan Makhluk Halus, Akibatnya Jadi ....
Diantara mereka ada yang dapat meloloskan diri dan meminta bantuan pasukan yang ada di Lasem.
Tetapi pasukan yang ada di Lasem pun telah ditahan pula oleh pasukan Mataram yang dipimpin Tumenggung Alap-alap yang bergabung dengan prajurit Kadipaten Pati.
Semakin porak porandalah pasukan Bang Wetan, banyak prajuritnya yang gugur dimedan tempur. Setelah memenangkan pertempuran ini pasukan Mataram segera kembali dengan membawa harta rampasan perang dan putri-putri di wilayah daerah yang ditaklukkan.(Ditulis: Akhiyadi) *