Hal ini menjadi tanda tentang jasa dan guna sumur di kemudian hari. Termasuk menjadi bagian penting dalam tata kehidupan warga desa setempat. Pertanda itu menjadi warisan sejarah yang menjadi tetenger desa.
Soal perjodohan, warga juga punya pantangan arah perjodohan jangan mojok ngidul ngetan. Memang soal arah itu jadi pertentangan antara yang tua dan muda.
Baca Juga: Sabrun Jamilun, Kesabaran yang Sempurna Sangat Penting untuk Mencapai Ketenteraman Batin
Bagi generasi tua dengan Ilmu titen, sudah berkali-kali ada kejadianm. Ini isyarat yang mereka hafalkan. Telah beberapa peristiwa muncul yang diakhiri kejadian tragis.
Bahkan ada kurban yang sampai tiada. Oleh sesepuh diberi keterangan, nagi yang tak kuat menahan daya magi situ maka akan ada yang meninggal.
Entah salah satu pasangan tersebut atau orang tua yang besanan itu, termasuk sulit mendapat keturunan.
Sesepuh itu berdalih saat menjelaskan kaum muda, lihatlah sebagaimana yang dialami Lik Gito yang saat anak-anaknya baru usia 6 tahun dan 4 tahun harus berpisah dengan ibunya.
Mereka jadi anak yatim. Dan kasihan dengan ayahnya yang harus mengurus. Untung ada keluarga yang masih mau menolong.
Dan simak lagi. Bagi yang sama-sama kuat maka mereka tak ada keturunan. Sebagaimana Lik Kiyem yang diperistri warga tetangga desa yang adu pojok desa hingga kini tak ada turunannya.
Baca Juga: Percaya Dukun, Tukang Judi Jalani Ritual Binatang Kelabang, Ternyata ini Hasilnya ....
Beberapa rumus sederhana soal cari pasangan. Hal ini yang tercatat di dalam pikiran warga setempat. Hingga kini masih menyisakan cerita yang memiliki kekuatan.
Mengakomodasi suara anak muda ada sesepuh yang cari solusi, yakni lewat jalan dengan pindah alamat, dengan arah sejajar desa atau diminta jadi anak oleh warga setempat.
Entah sebagai anak angkat atau bagian keluarga. Harapannya ini bisa mengatasi soal. Dengan beberapa kejadian ini para warga desa menjadikan pepeling.
etap berdoa agar diselamatkan dari pengaruh yang tak baik. Harapan sesepuh yang memberikan nasihatnya. - Habis - (Ditulis WA Sutanto, pernah dutayang di Koran Merapi) *