Dia memusatkan nalar budinya, berkonsentrasi penuh, dan mencoba perlahan-lahan menyerang dada Panji Saprang dengan ilmu batinnya.
Baca Juga: Cerita Misteri Sumur Tua akan Dibinasakan karena Angker tapi Tidak Bisa, Ternyata ....
“Aauuuhh....”! tiba-tiba orang berkepala botak itu berteriak kesakitan bersamaan dengan suara kendang yang dihentak begitu kerasnya oleh Panji Saprang dari atas panggung pertunjukan wayang.
Mendengar teriakan kesakitan yang sedemikian kerasnya tadi para penonton menoleh.
Si Botak jatuh berkelonjotan sambil memegangi dadanya dimana tulang-tulang iganya remuk.
Orang-orang tadi bingung, panik, dan tidak tahu bagaimana harus menolongnya.
Lebih heran lagi di antara penonton yang rata-rata warga kampung sekitar tidak ada yang menetahui siapa sebenarnya si Botak yang jadi korban pembunuhan tadi.
Siapakah yang membunuhnya?
Esuk paginya Sunan Palang Santikawara mengupah beberapa warga kampung untuk mengebumikan si kepala botak.
Karena mereka tidak mengenali orang tersebut maka penguburannya dilakukannya di puncak sebuah bukit yang tidak ditumbuhi pepohonan.
Konon sampai sekarang puncak bukit kecil tersebut tetap tidak ditumbuhi pepohonan, masyarakat menamakannya Gumuk Bothak.
Salah satu gumuk angker yang terdapat di sela ratusan gumuk lain yang terdapat di pegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Ditulis: Akhiyadi) *