harianmerapi.com - Hidup miskin tanpa iman membuat Damin terjerumus jalan sesat. Ia ingin menjadi orang kaya secara instan.
Bermula dari ajakan seseorang untuk melakukan laku tirakat di Candi Curut. Tempat itu bukan bangunan candi tapi batu besar berlumut di bawah pohon beringin tua.
Tempat itu dianggap wingit karena sering muncul penampakan binatang curut alias tikus berukuran raksasa.
Baca Juga: Misteri Keris Pamor Kudhung Mayit, Suka Makan Korban Pemiliknya Sendiri Hingga Tewas
Tiga hari tiga malam Damin menjalani laku tirakat dengan duduk bersila bertelanjang dada.
Hari pertama dan kedua tanpa godaan yang ekstrim. Barulah pada malam ketiga, saat tubuhnya terasa lemah ia dikerubuti ribuan tikus berbagai jenis.
Namun demikian Damin menghadapinya tanpa rasa takut karena didorong oleh keinginannya untuk menjadi orang kaya.
Esok harinya tiba-tiba sebuah kantong kain berwarna hitam sudah ada di pangkuanya. Ketika dibuka, kantong itu berisi lembaran-lembaran uang tak terhitung banyaknya.
Damin gembira bukan kepalang dan tanpa pikir panjang bergegas meninggalkan tempat itu. Dalam pikiran ia telah kesampaian menjadi orang kaya raya.
Sampai di rumah belum sempat menggunakan uang yang didapat dari Candi Curut, Damin kedatangan tamu teman lama di masa sekolah, Arfan namanya.
Ia sudah lama tinggal di Surabaya. Kedatangan memang sengaja menemui Damin dan teman lainnya untuk mencari donatur pendirian yayasan sosial yang dirintis.
Sebenarnya Damin enggan menanggapi ajakan, tapi Arfan yang santun dan alim membuatnya segan.
Apalagi dirinya yang sudah merasa kaya mendadak, dengan enteng menyatakan akan menyumbang dalam jumlah banyak tanpa menyebut dari mana asal uang itu.
Darmin segera mengambil kantong hitam membawanya di hadapan Arfan. Tiba-tiba Damin merasa tangannya yang memegang kantong bergetar saat dirinya mengucap "Alhamdulillah".