harianmerapi.com - Meskipun Pangeran Soka sudah mengalahkannya dalam perang tanding, namun Nyi Mas Gandasari menolak untuk menikah.
Ia beralasan Pangeran Soka orang asing yang tidak jelas asal usulnya.
Meskipun Pangeran Soka juga sangat tampan dan berwibawa, namun Nyi Mas Gandasari tidak menyukainya hal tersebut lantaran keberadaannya di sayembara tidak diinginkan.
Perselisihan di antara mereka pun tak bisa dielakkan. Nyi Mas Gandasri tetap pada pendiriannya.
Sementara Pangeran Soka mendesak Nyi Mas Gandasari untuk memenuhi janjinya. Sunan Gunung Jati pun mencoba melerainya.
“Tidak perlu ada perselisihan di antara kalian. Sudah sepatutnya sayembara berakhir sesuai ketentuan.”
“Baik guru hamba akan menepati janji.”
“Lelaki di hadapamu adalah Pangeran Soka anak angkat Ki Gede Karangkendal.”
Akhirnya Nyi Mas Gandasari mau menikah dengan Pangeran Soka. Keduanya dinikahkan oleh Sunan Gunung Jati.
Namun beliau berujar bahwa pernikahan yang patut bagi kedunya bukan pernikahan di dunia yang fana, melainkan pernikahan abadi di akhirat.
Kedua insan manusia itu akhirnya mengerti yang dimaksud Sunan dan menerima keputusannya.
Magelung dan Gandasari menjadi suami istri tanpa melakukan hubungan jasmani sehingga mereka tidak dikaruniai anak.
Pangeran Soka dan Nyi Mas Gandasari turut serta dalam upaya penyebaran ajaran agama Islam di Cirebon. Pangeran Soka pun menjadi Panglima Perang Kesultanan Cirebon.