harianmerapi.com - Rumah kuna yang sudah ada sejak zaman penjajahan dulu itu menjadi mahar saat nenek dilamar kakek saat muda.
Kini telah menjadi kenangan setelah kepergian kakek untuk selama-lamanya. Kejadian misteri dan aneh muncul ketika ayunan itu kembali bergerak sendiri.
Padahal tidak ada angin. Tidak ada hujan. Semua sepi, tapi ayunan itu masih saja bergerak sendiri. Seperti ada suara yang sedang memainkannya.
Baca Juga: Misteri Keris Tunggalasma 1: Tertancap di Batu Besar Kali Srini Sudah Ratusan Tahun
Kala itu Papa sedang tidak di rumah, mama juga sedang belanja di pasar. Hanya ada Adnan, Sandra, si bungsu Elsi, dan Etek In yang menjaga kami.
Adnan masih berdiam diri di ruang tamu. Ia tak berani untuk masuk ke kamarnya. Jika ia masuk ke dalam kamar, ia akan semakin ketakukan.
Kedua adiknya juga sedang dimandikan oleh Tek In. Wajar saja, usia adiknya baru lima tahun.
Mereka itu kembar. Akan tetapi, Elsi keluarnya sepuluh menit setelah Sandra, karena itu Elsi jadi anak bungsu.
Baca Juga: Telinga Disumpal Headset Terdengar Suara Allahu Akbar Menggelegar dan Gagal Menikmati Pisang
Adnan tidak tenang dengan suasana ini. Ia amat takut. Biasanya ada nenek yang selalu menemaninya kalau tidur. Sekarang nenek juga telah tiada.
Doanya semoga amalan kakek dan nenek diterima di sisi Allah.
Melihat ayunan yang bergerak semakin kencang, Adnan jadi teringat nenek. Nyiiiiiiiiiiiit.... Nyiiiiiiiiit.... Suara besi ayunan yang semakin deras.
“Dulu rumah ini bekas kuburan, Nan. Jadi kabarnya masih ada satu kuburan yang belum dipindahkan. Dulu juga sering nampak seorang wanita yang ingin melihat anaknya."
"Tapi wanita itu sudah lama tidak kesini. Kemungkinan, wanita itu ibu dari anaknya yang kemungkinan juga makamnya masih ada di rumah kita ini.”