Hanya karena perasaan kefamiliannyalah mereka berdua berani meninggalkan tugasnya untuk menyusul dirinya. Sebab meninggalkan tugas tanpa izin berisiko berat.
Matahari sudah tinggi ketika mereka bertiga memasuki kotaraja Majapahit. Prajurit jaga regol yang memegang tombak membiarkan saja mereka lewat karena mengerti yang berada di paling depan adalah Uddara anak Ki Patih Mpu Tahan.
Baca Juga: Perjuangan Pangeran Gagak Sinangling 5: Ingin Belajar Ajian Panembahan Sajodho Kakang Kawah Adi Ari-ari
“Wah, nanti bisa gawat ini?”, bisik salah seorang prajurit Jaga regol.
“Kenapa?”.
“Uddara pasti akan menuntut balas atas pidana pati yang diterima ayahnya”.
“Iya ya bisa jadi begitu?” (Ditulis: Akhiyadi) *