harianmerapi.com - Tak lama setelah Ardi sampai rumah, pintu rumah diketuk sesorang. Tok.. tok.. tok..
"Ya sudah sana mandi, bersih-bersih. Biar mbak yg bukakan pintu." kata Marni pada Ardi.
"Malam-malam siapa juga yang bertamu." gerutu Marni sambil berjalan menuju pintu. Tapi Marni dibuat penasaran. Tidak ada orang di sekitar rumah. Hanya ada bekas kaki basah Ardi saja yang kehujanan sepanjang perjalanan.
Marni menutup pintunya.
"Siapa, Mbak?" tanya Ardi.
Baca Juga: Misteri Kucing Candramawa 4: Sorot Matanya Membuat Pencuri Silau dan Gagal Melakukan Aksinya
"Gak tau, gak ada orang di luar." jawab Marni.
"Jangan-jangan pocong yang nyegat aku tadi, Mbak." Ardi bergidik.
Tokk.. tokkk.. tokkkkk.
Kali ini ketukan pintu lebih keras. Marni hendak membuka pintu kembali tapi dicegah oleh Ardi.
"Sudah, Mbak. Jangan dibukakan. Sudah tengah malam." kata Ardi berusaha tenang.
Setelah mandi, Ardi segera masuk kamar. Malam itu Ardi tak bisa tidur. Matanya terpejam tapi perasaannya kacau.
Dia merasa ada yang mengawasi. Mengapa pocong itu menyegat dan mengikutinya? Seperti ada sesuatu yang ingin dikatakan. Peristiwa yang dialaminya hari ini membuat jantungnya bekerja ekstra.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 19: Akhirnya Tersadar karena Dibalut Bahagia Menunggu Kelahiran Buah Hati
Pagi harinya Ardi segera menemui Barjo. Tetangganya yang mempunyai mata batin. Dia menceritakan apa yang dialaminya semalam. Dengan enteng Barjo menjawab.
"Pocong itu memang mau menyampaikan sesuatu padamu. Semacam ingin minta tolong tapi tidak bisa tersampaikan. Aku sendiri juga tak tau apa yang ingin disampaikan."
"Jadi menurutku kirim makhluk itu surat Al-Fatihah. Dan adakan pengajian di rumahmu paling tidak seminggu sekali." kata Barjo.
"Oh.. iyaa. Pengajian tiap hari Kamis di rumah sudah lama terhenti karena bersamaan dengan kegiatan masjid. Aku harus cari hari penggantinya." kata Ardi.
Baca Juga: Pengalaman Beragama Syarat Raih Ketakwaan dan Keberkahan Hidup, Ini Enam Hal yang Perlu Dipahami
