Manusia Bisa Berubah 11: Mertua Hanya Sayang Cucu, Menantu Diperlakukan Layaknya Pembantu

photo author
- Minggu, 27 Februari 2022 | 12:05 WIB
Sulinem harus mengerjakan pekerjaan pembantu (Ilustrasi Sibhe)
Sulinem harus mengerjakan pekerjaan pembantu (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Setelah melahirkan, nasib Sulinem makin memprihatinkan. Dalam usia yang masih begitu belia, ia harus menanggung beban hidup yang sangat berat.

Sang mertua ternyata hanya sayang kepada sang cucu saja. Sedang pada Sulinem sebagai menantun sekaligus ibu dari si jabang bayi, hanya dipandang sebelah mata.

Sulinem seolah hanya dianggap sebagai pembantu saja, terutama oleh ibu mertua. Si anak memang diurus semua oleh ibu mertua, karena Sulinem tak bisa apa-apa.

Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua

Ia bahkan takut untuk menggendong bayi yang masih mungil itu. Sebagai gantinya, maka Sulinem harus menyelesaikan semua urusan di rumah.

Mulai dari bersih-bersih halaman, dalam rumah, mencuci baju seisi rumah sampai memasak di dapur. Seolah-seolah Sulinem hanya dianggap sebagai pembantu saja.

Salah sedikit langsung diomeli, terutama soal memasak yang memang bagi Sulinem merupakan hal yang baru.

Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 2: Suka Berbuat Kriminal, Sering Berurusan dengan Polisi Tetap Tidak Kapok

Begitu pun dengan suaminya, yang kala itu masih bisa melanjutkan sekolahnya di SMA. Pulang sekolah sang suami tak pernah memperhatikan Sulinem.

Tidak seperti saat masih pacaran, apapun yang dilakukan Sulinem pasti menjadi perhatiannya.

Kata-kata sayang yang dulu selalu meluncur dari mulut Jasman pun sekarang tak pernah didengar lagi. Yang ada hanyalah bentakan dan caci maki.

Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 3: Tindak Kriminal dan Mabuk-mabukan Berkurang Setelah Berkenalan dengan Wanita

Sulinem heran, mengapa suaminya begitu cepat berubah sikap. Mungkinkah mas Jasman dipengaruhi ibunya, atau hanya meniru sikapnya saja? Hanya tanya dalam hati yang bisa dilakukan Sulinem.

Agak berbeda dengan ayah mertuanya yang punya sikap lebih lembut pada dirinya. sayang, ia jarang di rumah karena keribukannya sehingga mungkin saja tidak tahu kalau menantunya diperlakukan tidak baik di rumah itu. (Bersambung) *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X