harianmerapi.comm - Joko Lelono berniat melanjutkan perjalanan setelah rasa lelahnya hilang. Namun ia melihat kedua abdi dalem masih tertidur pulas.
Tak ingin menggangu istirahat mereka, Joko Lelono lantas ia perg begitu saja untuk melanjutkan perjalanan mengendarai gajah.
Dalam cerita rakyat Umbul Nogo di Wonogiri dikisahkan, Joko Lelono akhirnya sampai di sebuah tempat.
Dalam pada itu, dua abdi dalem Ki Merkak dan Ki Jebres yang terbangun kaget, tuannya sudah tidak di tempat.
Mereka bergegas menyusul dengan mengikuti jejak kaki gajah. Ketika sudah dekat, mereka melihat Joko Lelono tampak bingung dan memutuskan turun dari punggung atau geger gajah.
Mereka pun segera menghampiri tuannya.
“Kenapa Tuan turun dari punggung gajah?” tanya pembantu setia itu.
“Paman, saya bingung hendak kemana untuk melanjutkan perjalanan,” kata Joko Lelono.
“Sabar Tuan. Sebaiknya kita beristirahat barang sejenak agar pikiran tenang,” saran Ki Merkak.
“Usul yang baik. Memang kita perlu beristirahat. Dan untuk mengenang kejadian ini, maka saya namakan tempat ini Nggeger (punggung),” kata Joko Lelono dengan lantang.
Saat tengah beristirahat, Joko Lelono tiba-tiba teringat payung yang selalu dibawanya tak kelihatan.
“Paman, dimana ya payung yang selalu kita bawa?” tanya Joko Lelono.
“Ampun Tuan, hamba lupa membawa. Payung itu tertinggal entah dimana,” jawab Ki Jebres dengan nada ketakutan.
Baca Juga: Pengalaman Mistis Pengemudi Stomwals Melindas Orang Hingga Hancur, Ternyata ...