Mereka mengira itu adalah pohon nangka yang buahnya di brongsong pakai bagor. Sukat penasaran ia menyuruh temannya menyenteri kok pindah–pindah da nada kucir di kepalanya kemudian ada asap tebal kemudian muncul lagi 2 sehingga ada 3 yang besar seukuran orang dewasa 1 dan seukuran anak-anak 2.
Ternyata itu adalah pocong, dan tanpa pikir panjang mereka lari tunggang langgang pocong yang besar mengejar mereka seperti ayam betina akan “nladung”.
Mereka berlari sambil teriak-teriak minta tolong sampai jatuh bangun kaki yang terkena duri tidak mereka rasakan sampai mereka ke tempat parker motor sambil mengawasi siapa tahu pocong (sugusnya) masih mengejarnya dan ternyata sudah tidak mengajarnya. Alhamdulilah selamat. (Seperti dikisahkan Yamahsari, M.Pd di Koran Merapi) *