Cerita Horor Sedang Asyik Nonton Wayang Kulit, Namanya Dipanggil-panggil Kuntilanak

photo author
- Rabu, 2 Februari 2022 | 10:00 WIB
Galih mendengar suaranya dipanggil-panggil yang ternyata kuntilanak. (Ilustrasi Pramono Estu)
Galih mendengar suaranya dipanggil-panggil yang ternyata kuntilanak. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Sejak sore warga desa sudah terbayang-bayang akan menonton wayang kulit nanti malam. Seharian letih bekerja, wayang adalah hiburan. Tak tahunya bakal ada cerita horor yang dialami salah satu warga yang melihat penampakan kuntilanak.

Pertunjukan wayang kulit akan dihelat di depan rumah Pak Kadus. Halaman rumah Pak Kadus bisa untuk kegiatan macam-macam. Sering dipakai main badminton atau bola voli oleh pemuda desa.

Malam pun tiba. Bapak-bapak bergerombol. Ibu-ibu juga ada yang menonton. Anak-anak kecil tidak ketinggalan. Remaja-remaja ikut serta. Lampu neon menerangi halaman rumah Pak Kadus yang dipadati banyak orang.

Baca Juga: Lima Sifat yang Harus Dimiliki Orangtua dalam Mendidik Anak, Salah Satunya Ikhlas dan Rela Berkurban

Saat pertunjukan wayang telah mulai, tak semua fokus menyaksikan adegan. Beberapa malah sibuk sendiri-sendiri.

Ada yang mengobrol dengan teman sebelahnya. Ada yang terlihat berduan dengan kekasihnya. Setiap orang bebas melakukan apapun.

Bagi mereka, yang penting ngumpul. Sudah menjadi kebiasaan atau mungkin malu tidak menampakkan wajah. Warga desa saling paham kalau ada hajatan harus datang.

Di antara penonton itu ada seorang anak kecil bernama Galih (nama samaran). Usianya sepuluh tahun. Dia datang bareng ibunya.

Baca Juga: Beramal pada Orang Kaya dan Cicak Hafal pada Anak Kecil yang Suka Mengusirnya

Meskipun ada penerang lampu neon, cahayanya hanya mencakup halaman depan rumah Pak Kadus. Sisi sebelah utara rumah Pak Kadus yang terpisah jalan desa tetap terlihat temaram. Di situ ada pohon durian yang dikelilingi pagar dedaunan.

Malam itu, Galih mengalami suasana berbeda. Bukan suara dalang yang dia dengar, namun suara lain. Suara yang seolah-olah menembang.

Telinganya mendengar sesuatu yang sepertinya diucapkan oleh seorang perempuan. Di sela-sela menembang itu, namanya dipanggil-panggil.

Galih mengamati sekeliling, menengok ke kanan, menengok ke kiri. Dia dibuat penasaran siapa yang memanggilnya. “Galih, Galih, Galih,” suara itu menyapa.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 1: Jadi Anak Orang Kaya dan Punya Mainan Banyak, Ternyata Hanya Mimpi

Saat kepalanya digerakkan ke arah utara, Galih terperanjat. Ada perempuan berselendang merah. Wajahnya pucat dan kaku.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X