harianmerapi.com - Jika petani gagal panen, umumnya disebabkan cuaca atau hama. Namun kejadian aneh muncul ketika gagal panen itu disebabkan ulah siluman tikus dan masih menjadi misteri.
Desa Banyu Mili tiba-tiba dikejutkan dengan kejadian aneh. Sawah mereka porak poranda dan tak ada seorang pun yang mengetahui kejadian tersebut.
Para petani gagal panen dan menderita kerugian yang cukup besar. Warga geram dengan kejadian tersebut karena berhektar-hektar sawah tak ada yang terselamatkan.
Baca Juga: Ngidam Melihat Asap Cerobong Kerta Api dan Bayi Tak Mau Mneyusu Ibu karena Tertukar
Mereka mulai menaruh curiga satu dengan yang lainnya. Lagi-lagi mereka dibenturkan pertanyaan apa motif di balik itu semua, nyatanya semua warga dirugikan.
Mereka pun mulai mengintograsi semua warga baik yang bertugas siskamling maupun nyuluh ikan. Satu persatu mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kejadian tersebut karena pada saat kejadian hujan deras.
Tak sedikit yang mengira bahwa akibat angin yang kencang, Tapi rasanya tidak mungkin jika angin paling-paling hanya rubuh jelas-jelas rusak sampai ke akar-akarnya.
Ketika penyelidikan berlangsung Poniran tidak nampak batang hidungnya. Malam itu Poniran tiba-tiba saja pulang terlebih dahulu setelah siskamling, padahal hujan turun dengan derasnya.
Baca Juga: Pengalaman Horor Pulang Menjelang Petang Melihat Penampakan Suster Ngesot Menyeberang Jalan
Ada apakah gerangan sehingga poniran menghilang dalam situasi genting seperti ini.
“Aku curiga jangan-jangan Poniranlah dalang dari semua ini.”
“Mungkin saja ucapanmu ada benarnya Mad.”
Mereka pun menuju rumah Poniran. Sungguh terkejut ketika mendapati Poniran dalam keadaan frustrasi. Ia dihantui ketakutan yang dahsyat.
Warga desa pun sepakat menghadirkan Mbah Sastro dukun sakti mandaraguna. Setibanya Mbah Sastro di rumah Poniran ia langsung menatap matanya dengan tatapan tajam.
Setelah komat-kamit membaca mantra Mbah Sastro pun dapat melihat kejadian yang menimpa Poniran.
Baca Juga: Menanam Harapan Terbaik bagi Orang Beriman di Tengah Badai Kehidupan
Malam itu Poniran berdiri di pematang sawah dengan tubuh basah kuyub. Ia terpaku di bawah guyuran hujan melihat segerombolan orang berjubah hitam turun dari mobil.