harianmerapi.com - Parto bekerja setiap hari sebagai pedagang mainan anak-anak. Tiap hari dia mengitari sekolah-sekolah, karena banyak anak-anak yang masih suka beli mainan.
Dia juga menghampiri tempat-tempat keramaian. Ketika banyak ibu menggendong atau menggandeng anaknya, itu kesempatan dia dapat rezeki.
Sebagai pedagang mainan anak, penghasilan setiap hari tak bisa dipastikan. Dia percaya bahwa kerja keras takkan menipu hasil. Namun tak disangka ia pernah mendapat pengalaman horor karena tersesat berjualan balon di makam.
Baca Juga: Pengalaman Mistis Ketemu Pocong Melintang di Tengah Jalan, Pertanda akan Dapat Keberuntungan
Dengan sepeda onthelnya, dia terkadang bekerja sampai malam. Masuk kampung, keluar kampung. Masuk desa, keluar desa.
Kadang-kadang, malam hari di sebuah kampung atau desa ada pertunjukan-pertunjukan. Jika dapat kabar ada pentas di sebuah desa, dia berusaha datang meski jaraknya jauh.
Pada suatu hari, dia yang membawa mainan anak mengayuh onthelnya. Malam hari, dia sampai di daerah Jatilawang, Purworejo.
Sejauh mata memandang, dia melihat ada pentas kesenian. Di situ banyak warga berdatangan, termasuk anak-anak kecil. Lampu-lampu sangat terang, apalagi lampu sorot dari atas panggung.
Parto menyenderkan sepeda onthelnya di dekat keramaian. Sambil menawarkan dagangannya dengan memikat anak-anak yang ada di situ.
Beberapa anak ada yang tertarik membeli mainannya. Dia pun berjualan sambil menyelam minum air, alias sambil menikmati hiburan-hiburan yang dipentaskan.
Tanpa sadar, waktu malam semakin larut. Tiba-tiba balon-balon (salah satu mainan anak yang dijualnya) meletus. Balon-balon itu mengambang di udara dan talinya diikatkan di sepedanya.
Tiba-tiba meletus membuat Parto tak habis pikir. Tanpa disadarinya pula, tempat pentas itu mendadak sunyi. Tak ada bunyian suara. Dia baru sadar setelah terlepas dari kekagetannya menyaksikan balon-balon meletus.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 13: Merasakan Betapa Pentingnya Keluarga Saat Tergolek Sakit Tak Berdaya
Parto gemetar. Ditambah hawa dingin semakin membekukan kulitnya. Dia memutar bola matanya ke sekeliling.