harianmerapi.com - Bapaknya Natsir sewaktu masih kuliah di Yogya tinggal di kos-kosan. Ia menemukan rumah yang menawarkan kamar kos.
Langsung saja ditemnui pemiliknya, Lek Man. Hanya terdapat tiga kamar di rumah tersebut. Satu untuk pemilik rumah, sedang dua lainnya kamar untuk kos.
Kemudian bapaknya Natsir memilih satu kamar yang tampak lama tidak dihuni. Melihat sekilas, dalam hati ia sudah menduga kamar kos itu pasti horor dan ada hantunya.
Baca Juga: Cerita Horor Sangga Mau Jahil di Jurit Malam, Malah Jadi Korban Dijahili Hantu Berwajah Menyeramkan
Ketika bertanya mengenai harga, Lek Man menjawab kamar tersebut gratis, asalkan mau tinggal dan mengurus rumahnya.
Bagi bapaknya Natsir yang masih berjiwa muda, tentu saja merasa ada tantangan.
Jadilah kamar di rumah Lek Man terisi. Lek Man segera memberi kunci rumah pada bapaknya Natsir dan berpamitan pulang. "Lho, bapak punya rumah lain?" tanya bapaknya Natsir.
"Saya tinggal di rumah kerabat. Pakaian di sini tapi kalau malam di sana. Sekarang kan sudah ada masnya. Hati-hati tirainya, Mas, sering nakal."
Baca Juga: Lima Ujian yang Dihadapi Hidup Orang Beriman
Bapaknya Natsir semakin penasaran. Proses pindahan hingga sore. Teman seangkatannya bergurau: "Siapa tahu gratis tapi berhantu."
Bapaknya Natsir hanya tersenyum. Malam itu menjadi malam pertama kamar kos Lek Man dihuni setelah sekian lama.
Tidak ada yang aneh kecuali suara binatang malam karena saat itu tahun 80-an. Setelah aktivitas belajar selesai dan enggan nongkrong, segeralah diturunkan tirai kamar.
Pintu hanya tersedia di kamar Lek Man. Sambil merebahkan badan, bapaknya Natsir teringat pesan Lek Man. Di tengah keasyikan menebak-nebak dan nyaris ketiduran, mendadak ada bayangan di balik tirai.
Pikirnya, kok tidak ada suara Lek Man membuka pintu depan atau suara kaki. Anehnya lagi ada yang ganjil di bawah tirai.