harianmerapi.com - Meraih sukses dalam karir sudah seharusnya orang mensyukur nikmat. Diran pun merasakan hal itu, hingga ia teringat pasa sang ibu yang sudah lama putus kontak.
Setelah melakukan Salat Istikharah sesesuai yang disarankan Haji Rahmat, akhirnya Diran merasa mantap untuk menerima tawaran Pak Santosa.
Diran pun mengundurkan secara baik-baik dari bengkel tempat ia bekerja selama ini. Ia tak ingin pergi dengan kesan buruk, karena bagaimana pun bengkel tersebut merupakan tempat pertama kali dirinya menjadi seorang karyawan yang menerima gaji bulanan.
Baca Juga: Doa Ibu yang Terkabulkan: Masa Kecil Jadi Korban Bully Teman-temannya di Sekolah
Pemiliki bengkel pun melepas dengan ikhlas, sekalipun ia merasa harus kehilangan kayawan potensial seperti Diran.
Namun pemilik bengkel berpikiran hal itu demi masa depan Diran dan juga karyawannya itu pindah ke perusahaan yang tak lain merupakan rekanannya selama ini.
Jadilah Diran gabung di perusahaan Pak Santosa. Pertama kali masuk, Diran sudah dibuat kagum dengan besarnya perusahaan milik Pak Santosa.
Karyawannya banyak sekali, namun mereka tampak sangat disiplin dalam bekerja.
Baca Juga: Empat Aspek Kepribadian untuk Mengukur Generasi Berkualitas dari Sudut Pandang Islam
Diran semula ragu, apakah dirinya bisa menyesuaikan dengan keadaan yang baru, mengingat kondisinya jauh berbeda dengan yang dilakukannya selama ini.
Pak Santosa rupanya memahami perasaan Diran, namun bos yang sudah terbiasa menangani masalah besar dan karyawan yang begitu banyak itu, memberikan dorongan kepada Diran.
"Kamu pasti bisa bekerja di sini dengan baik. Bapak percaya dengan kemampuanmu, jadi jangan kecewakan kepercayaan ini," kata Pak Santosa penuh wibawa.
Memang tak mudah bagi Diran bekerja di perusahaan Pak Santosa. Tuntutan kerja yang tinggi membutuhkan kedisiplinan yang ketat.
Tapi dorongan Haji Rahmat dan semangat pada dirinya sendiri, akhirnya Diran yang di masa kecilnya selalu menjadi bahan ejekan teman-temannya, pelan tapi pasti mampu juga menyesuaikan keadaan.