harianmerapi.com - Diran mengikuti salat Subuh berjamaah sepertnya kebetulan saja. Namun sesungguhnya ruoanya itu adalah pintu menuju jalan kebenaran baginya.
Hari mulai terang, ketika jamaah salat Subuh membubarkan diri karena tausiah ustadz Haji Rahmat sudah usai.
Diran pun beranjak mengikuti jamaah lain, namun karena berdesak-desakan tidak bisa segera keluar dari masjid.
Baca Juga: Doa Ibu yang Terkabulkan: Masa Kecil Jadi Korban Bully Teman-temannya di Sekolah
Setelah suasana agak sepi Diran baru bisa keluar. Ia menyempatkan diri untuk duduk sejenak di serambi masjid, sambil menunggu hari benar-benar sudah terang.
Tiba-tiba di sampingnya sudah duduk orang lain. Ketika ditoleh, Diran kaget lantaran orang tersebut adalah Haji Rahmat.
Merasa rikuh, Diran pun berniat untuk meninggalkan tempat. Namun segera dicegah Haji Rahmat.
"Mau kemana kamu?"
Diran jadi gelagapan, karena memang selama ini dia tak punya tujuan. Kalau pun nanti pergi dari wilayah tersebut, Diran juga belum punya pikiran mau kemana.
Baca Juga: Berbagai Pola Perilaku Agresif Remaja, Salah Satunya Agresi Fisik Bertujuan Merugikan Seseorang
"Tidak tahu, Pak," jawab Diran sekenanya.
"Kamu bukan warga yayasan ya?" tanya Haji Rahmat lagi.
"Bukan Pak."
Pembicaraan berlanjut dengan interogasi Haji Rahmat pada Diran, dari awal ia meninggalkan rumah hingga akhirnya sampai di tempat tersebut. Haji Rahmat akhirnya mengerti, siapa dan bagaimana Diran yang sesungguhnya.
"Kamu lihat orang-orang yang tadi salat Subuh?" tanya Haji Rahmat.
"Iya Pak, mereka banyak yang masih anak muda-muda."
"Betul, mereka adalah warga yayasan di sini. Mereka tadinya jadi anak-anak telantar di jalanan. Banyak juga yang sudah tidak mengenal orang tuanya."
Baca Juga: Cerita Misteri di Malam Tahun Baru, Kejadian Aneh di Ruang Tunggu ICU Rumah Sakit
"Mereka tinggal di sini, belajar agama dan belajar ketrampilan agar kelak bisa mandiri dalam mengarungi kehidupan."