harianmerapi.com - Pada saat hati diliputi rasa ketakutan dan kecemasan yang teramat sangat, maka satu-satunya pelarian hanyalah Allah SWT. Selain itu juga pada bunda tercinta.
Diran yang masih diliputi rasa takut mati sia-sia, mendadak rajin menjalankan salat lima waktu yang biasanya tak pernah ia lakukan.
Berangkat pagi-pagi ke sekolah, agar terhindar ketemu dengan teman-teman sekampung. Di sekolah Diran juga jadi pendiam.
Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam
Ada satu teman sekolahnya yang menjadi korban meninggal setelah pesta oplosan. Diran tak mau disangkutkan dengan perisitwa itu sehingga selalu menghindari perbincangan dengan teman-temannya.
Padahal hampir semua siswa sekolah tahu, Diran menjadi bagian dari peristiwa maut tersebut.
Guru Bimbingan dan Konseling pun sempat memanggil Diran untuk 'diinterogasi'. Diran pun hanya bisa menjawab apa adanya seperti yang ia lihat dan lakukan.
Ia mengaku hanya ikut-ikutan. Namun kata Pak Guru, kejadian ini menjadi catatan khusus, sehingga Diran harus berhati-hati ke depannya agar tidak terulang lagi.
Baca Juga: Cerita Horor Diteror Makhluk Halus Penunggu Pohon Cangkring yang Ditebang
Diran mengangguk-angguk mendengar wejangan Pak Guru, sekalipun sebenarnya kurang memperhatikan apa yang didengarnya.
Begitu pun dengan teman-teman sekolahnya, menganggap kejadian kemarin merupakan hal yang biasa.
Meski Diran mencoba menghindar, tapi sebenarnya teman-temannya cuek-cuek saja seperti tak pernah terjadi hal-hal yang di luar justru menghebohkan.
Begitu sekolah bubar, Diran lkangsung pulang ke rumah. Padahal biasanya ia nongkriong dulu dengan teman-temannya.
Baca Juga: Berbagai Pola Perilaku Agresif Remaja, Salah Satunya Agresi Fisik Bertujuan Merugikan Seseorang
Tapi dalam beberapa hari terakhir tidak dilakukannya lagi. Ia ingin segera sampai di rumah, mengambil wudlu untuk salat dan mengunci kamar sampai malam.