harianmerapi.com - Diran mengalami tekanan psikis akibat suasana tidak kondusif lingkungan keluarga dan sikap teman-temannya di sekolah, sehingga berpengaruh besar pada prestasi belajar.
Sejak kelas 1 SMP nilai rapor Diran tidak pernah bagus, lebih banyak merahnya dibanding yang biru.
Hanya belas kasihan dari para guru saja, yang membuat ia tak pernah tinggal kelas. Hanya saja, setiap akhir tahun pelajaran, selalu ada catatan dari guru wali kelas.
Baca Juga: Agresivitas Remaja Merupakan Suatu Reaksi Terhadap Rasa Frustrasi, Ini Tiga Penyebab dan Solusinya
"Tingkatkan belajar dan lebih aktif dalam semua kegiatan di sekolah."
Toh demikian, tidak pernah ada perubahan pada diri Diran. Di akhir kelulusan, bahkan ia nyaris tidak masuk daftar siswa yang lulus.
Harus ada ujian ulang yang harus diikuti dan itu pun hasilnya sangat pas-pasan.
Dengan nilai seperti itu, maka semakin sulit Diran untuk mencari sekolah SMA yang bagus. Apalagi tidak ada dukungan dana dari orang tua.
Baca Juga: Tongkat Kayu Galih Asem Warisan Dibakar Mbah Putri, Mbah Kakung Menangis Gulung Koming
Alhasil, terpaksa Diran mendaftar di tempat yang asal mau menerima saja. Di kalangan masyarakat, sekolah tersebut sudah di kenal sebagai tempat berkumpulnya anak-anak nakal dan sulit berprestasi.
Orang tua Diran tidak peduli dengan kondisi itu, asal anaknya tetap bisa melanjutkan sekolah.
Diran sendiri sudah menyadari, dirinya terpaksa harus bersekolah di tempat yang banyak tidak disukai orang.
Selama ini ia sudah kebal menjadi sasaran bully anak-anak nakal, sehingga sudah siap menghadapinya bahkan bertekad untuk membaur dengan mereka.
Baca Juga: Doa Nabi Yunus AS untuk Mencari Kunci yang Hilang, Kena Razia Masker dan WC Baru Disangka Rusak
Benar saja. Pada hari-hari pertama masuk sekolah, suasana tidak mengenakkan sudah terasa.