harianmerapi.com - Warisan merupakan benda berharga bagi seseorang, meski itu hanya berujud tongkat kayu galih asem. Bagaimana jadinya jika tak sengaja tongkat kayu warisan tersebut dijadikan kayu bakar?
Di bagian tengah batang pohon asem yang usianya sudah ratusan tahun, biasanya terdapat galih.
Galih adalah bagian kayu yang paling keras. Terjadinya galih karena proses alam.
Baca Juga: Marah Sumber Keburukan Seseorang, Berikut Ini Enam Langkah Praktis untuk Manajemen Kemarahan Diri
Kayu galih asem banyak dicari orang karena banyak khasiatnya. Konon, bisa untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Juga berguna untuk tolak bala. Orang berduit rela membayar mahar puluhan juta rupiah demi mendapatkan kayu galih asem yang sudah dibentuk sebagai tongkat.
Mbah Kakung Prono adalah salah seorang yang memiliki tongkat kayu galih asem. Bukan dari membeli, tetapi mendapat warisan dari orang tuanya.
Dasar orang pendiam, Mbah Kakung Prono tidak pernah menceriterakan hal kepemilikan tongkat tersebut kepada siapa pun. Termasuk istri tercintanya, Mbah Putri Prono.
Saat itu sedang terjadi kelangkaan pasokan gas elpiji jenis melon. Mbah Putri Prono kesal dengan kondisi tersebut.
Beberapa pemilik warung yang didatangi menjawab sama: "Gas habis. Pasokan belum datang."
Akhirnya Mbah Prono putri pergi ke pasar dekat rumahnya, membeli tungku terbuat dari tanah. Diputuskan, akan masak- memasak dengan cara lama, menggunakan kayu bakar.
"Toh di kebun belakang rumah banyak dahan dan ranting kering," begitu pikirnya.
Baca Juga: Mengenal Jabir Bin Hayyan Perintis Ilmu Kimia Modern, Berikut Karya Fenomenalnya
Sore itu Mbah Putri Prono akan menjerang air dan memasak sayur untuk makan malam. Dia lupa jika persediaan kayu bakar hampir habis. Tinggal beberapa potong kayu dan ranting kering.