Perempuan sepuh itu masuk ke kamar Mbah Kakung Prono, akan mengambil korek api. Celingak-celinguk ke seantero kamar, mata sepuhnya menatap sepotong kayu tersandar di pojok kamar.
Tanpa berpikir panjang, kayu berwujud tongkat berwarna coklat tua kehitaman, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tongkat kayu galih asem, dipungutnya.
Dibawa ke dapur dan bersama dengan kayu dan ranting kering lainnya, dimasukkan ke mulut tungku. Lalu dibakar dan buuul...dijilat api.
Baca Juga: 5 Tahap Siaran TV Digital 2022 di Wilayah Layanan Indonesia
Pulang dari kebun Mbah Kakung Prono kelimpungan mencari tongkat kayu galih asem miliknya. Dilihatnya sudah berada di mulut tungku.
Itu pun hanya tersisa sepuluh sentimeter. Mendapati hal itu Mbah Kakung Prono menangis layaknya anak kecil kehilangan mainan kesayangannya.
Mbah Putri Prono menyesali apa yang dilakukan. Namun, nasi sudah menjadi bubur. - Semua nama samaran- (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *