harianmerapi.com - Zaman dulu meninggalkan warisan pusaka menjadi hal yang biasa. Namun jika tidak cocok, bisa-bisa menjadi mala petaka bagi penerima warisan.
Menjelang kakeknya tinimbalan Gusti, Lik Subar (bukan nama sebenarnya) menerima warisan berupa sebuah keris. “Rawatlah baik-baik keris ini”. Hanya begitulah pesan yang disampaikan Kakeknya. Keris pun dibawa pulang.
“Sebaiknya keris tersebut kau titipkan kepada Pakde Merto saja. Beliau amat faham masalah keris, Kang. Lha sampeyan kan ora ngerti apa-apa”, kata Karjilah (nama samaran), isteri Lik Subar mencoba menasehati suaminya.
Baca Juga: Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam Melindungi Lima Hal
Kata Pakde Merto (nama samaran), keris berpamor Kudhung Mayit tersebut memang bertuah.
“Tapi jangan lupa, keris tersebut mempunyai watak senjata makan tuan. Kau harus super hati-hati memperlakukan dia”, pesan Pakde Merto kepada prunannya.
Mendengar pesan Pakdenya, Lik Subar manthuk-manthuk dan berjanji akan merawat keris warisan Kakeknya itu dengan baik.
Malam itu sunyi senyap. Tidak henti-hentinya anjing tetangga menggonggong. Lik Subar bersiaga, jangan-jangan ada orang jahat mau masuk rumahnya. Dia amat geram, dua bulan lalu isi almarinya diobrak- abrik maling.
Dia pun mengambil keris pemberian Kakeknya dari dalam almari, dan meletakkannya di atas meja kecil di sisi tempat tidurnya.
Artikel Terkait
Horor Meja 103 Laborat Komputer, Ada Mahasiswa Meninggal Tak Wajar
Cerita Misteri: Istri Melahirkan, tapi Suami yang Kesakitan
Cerita Misteri Bercinta dengan Gendruwo Melahirkan Anak Berbulu di Seluruh Tubuhnya
Makhluk Halus Gemblung Nyamar Tukang Pijit dan Berubah Menjadi Seekor Kecoak
Cerita Horor di Gudang Pabrik, Hantu Gentayangan Menyerupai Salah Satu Staf Karyawan