SAAT Karman dan Sita melangsungkan pernikahan siri, di tempat lain Lastri tengah berduka. Seakan ada firasat sang ayah telah mengkhianati, Bagus (bukan nama sebenarnya), putra sulung Karman dengan Lastri, tiba-tiba jatuh sakit.
Badannya panas sampai mengigau memanggil-manggil ayahnya. Maklum, sudah dua bulan lebih ia tak pernah bertemu dengan Karman.
Terpaksa Lastri membawanya ke rumah sakit. Hasil laboratotium menunjukkan Bagus menderita gejala DBD, sehingga harus mondok guna dilakukan perawatan lebih intensif.
Baca Juga: Begini Pandangan Psikolog Seputar Fenomena Pamer Saldo ATM di Medsos
"Ibu, Bagus kangen Bapak," kata Bagus yang sedang terbaring di bangsal rumah sakit.
"Iya, nanti Ibu minta Bapak kesini. Bapak masih sayang sama Bagus kok, pasti dia datang," jawab Lastri mencoba menenangkan pikiran Bagus.
Demi anaknya, maka Lastri bertekad akan menemui suaminya. Dia tahu suaminya telah berselingkuh, namun sejauh ini belum tahu ternyata tindakan Karman sudah sangat jauh. Bahkan secara diam-diam berani melangsungkan pernikahan siri.
Baca Juga: Lintang Johar 3: Ratu Kalinyamat Memutuskan Topo Wudo di Gunung Danaraja
Untuk menemui Karman, maka Lastri bertandang ke rumah mertuanya. Namun betapa masgul hati Lastri, karena di tempat tersebut bukan suaminya yang ditemui namun malah kabar yang sangat memukul batinnya.
"Jadi selama ini Karman tidak pernah pulang menemuimu, nak?" tanya Pak Bowo, mertua Lastri.
"Tidak, Pak," kata Lastri dengan kepala menunduk menutupi matanya yang berkaca-kaca.
"Astaghfirullahaladzim, benar-benar kelewatan anak itu. Karman sudah lama tidak di sini, nak. Mamang Bapak dengar dia sedang main gila dengan Sita bekas anak kos bapak di sini. Tapi tak seharusnya dia terus melupakan anak istrinya."
Baca Juga: Keutamaan Hijrah di Tahun Baru Islam
"Saya hanya ingin Mas Karman menengok Bagus, Pak. Dia sekarang mondok di rumah sakit."
"Astaga.... Coba begini saja, kamu tanya teman Sita yang masih kos disini, barangkali dia tahu," kata Pak Bowo sambil memegang dadanya karena menahan rasa emosinya.
Bergegas Lastri menuju kos-kosan untuk mencari teman Sita. Kebetulan ada satu teman akrab Sita, Tatik (bukan nama sebenarnya) yang bisa ditemui. Awalnya Tatik ragu-ragu untuk berbicara, namun setelah Lastri bercerita panjang lebar tentang masalah yang sedang dihadapi, akhirnya luluh juga hatinya.