kearifan

Filsafat Jawa jadi ajaran menuju kesempurnaan hidup manusia

Sabtu, 18 Februari 2023 | 17:17 WIB
KMT Ndoyodiprojo menyerahkan piagam penghargaan dari Kadipaten Pakualaman kepada Prof. Sutrisna Wibawa. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Filsafat menjadi suatu ajaran memberikan dasar dasar ilmiah yang dibutuhkan dalam menuju kesempurnaan hidup.

Dalam masyarakat Jawa filosofi yang ada seperti Sangkan Paraning Dumadi, misalnya diharapkan dapat memberikan petunjuk bagai mana untuk menjadi manusia yang sempurna.

Demikian diungkap Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dalam Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon, di Ndalem Kepatihan Kadipaten Pakualaman, dengan tema "Sangkan Paraning Dumadi", Jumat (17/2/2023) malam.

Baca Juga: Banjir Bengawan Solo, 20 sekolah di Sukoharjo diliburkan

"Filsafat diharapkan memberi petunjuk petunjuk bagaimana seharusnya manusia hidup menjadi sempurna, yang baik memiliki kesusilaan dan tentunya bahagia," urai Sutrisna yang juga Ketua Dewan Pendidikan DIY dan berhikmah di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, nilai nilai filosofi bukan hanya menjadi rangkaian ilmu teoritis saja namun dilakukan dalam kehidupan sehari hari.

Aturan yang disusun sebagai tata nilai kehidupan bagi orang Jawa menjadi semacam ajaran yang harus dituruti dan dilakukan agar hidup mendapat isi dan nilai.

Dalam pandangan Prof. Sutrisna, Kadipaten Pakualaman memiliki ajaran yang demikian mendasar bagi pembentukan karakter manusia Jawa yaitu Enggeta Angga Pribadi Guna Titi Purun yang ini menjadi kunci untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran selanjutnya yaitu Sestradi.

Baca Juga: Thariq dan Fuji Putus, Netizen Sindir Keluarga Halilintar: Daripada Nikah Diperlakukan Ga Enak Sama Mertuanya

"Sestradi sebagai ajaran yang banyak memberikan arah bagi kesempurnaan hidup sebagai manusia yang baik, meski sangat universal namun ajaran itu terasa lebih berbobot untuk kita," tandasnya.

Dialog yang dimoderatorI KMT Reksoprojo ini juga menghadirkan Budayawan Kadipaten Pakualaman KPH Kusumoparastho sebagai pembicara pembanding, yang lebih menekankan pada proses kehidupan manusia dalam pandangan tata nilai budaya dan agama berpedoman pada Al Quran.

"Manusia itu terbentuk dari dua unsur yaitu ruh yang berasal dari alam ruh dan jasad yang menjadi wadah ruh ketika menjalankan misi kehidupan di bumi," urai Kangjeng Kusumo begitu biasa disapa.

Ketika manusia mati, raga atau jasad yang terbentuk dari sari pati tanah akan dikubur dan kembali ke asalnya yaitu tanah.

Baca Juga: Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo inventarisasi dampak banjir, petani diminta waspada curah hujan tinggi

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB