Bulu kuduk Pak Raji pun berdiri dan ia mempercepat langkahnya dalam menuntun motor. Apalagi ia merasakan udara terasa semakin dingin.
Sampai beberapa langkah, Pak Raji terkejut. Melalui kaca spion, selintas ia melihat ada bayangan laki-laki tua yang duduk di jok bagian belakang motornya.
Baca Juga: Kesurupan di hari pernikahan 3: Akhirnya roh yang merasuki Nana pergi setelah diusir guru ngaji
"Hee...turun, berat tahuuu...!" bentak Pak Raji sambil menengok ke belakang.
Tapi ternyata tidak ada orang di jok motornya. Pak Raji clingak-clinguk, tidak kelihatan ada orang. Hanya suasana gelap di sekitar yang dilihatnya.
Kembali Pak Raji melanjutkan perjalanan.
Tapi kali ini ia merasakan ada bau kemenyan. Saat melirik melalui kaca spion, dilihatnya ada asap rokok yang mengepul.
Pak Raji pun mempercepat langkahnya, sekalipun sebenarnya terasa sangat berat.
Baca Juga: Kesurupan di hari pernikahan 4: Ketakutan karena mimpi dikejar makhluk berjenggot tinggi besar
Sampai di makam berikutnya, Pak Raji menghentikan langkahnya karena kelelahan.
Tiba-tiba ia mendengar ada suara orang bicara. "Hi hi hi, saya hanya nunut mbonceng sampai di rumahku sini saja. Matur nuwun."
Suara itu membuat tubuh Pak Raji menggigil dan segera mendorong motornya. Aneh, kali ini motornya terasa ringan.
Setelah berjalan setengah berlari agak jauh dari kuburan, Pak Raji berhenti dan iseng-iseng mencoba mengengkol stater.
Baca Juga: Kesurupan di hari pernikahan 5: Melawan ilusi yang selalu menghantui saat tidur
Eee...ternyata langsung menyala. Pak Raji pun tancap gas buru-buru ingin segera sampai di rumah. "Slamet...slamet," kata Pak Raji dalam hati. (Seperti dikisahkan Jimat P di Koran Merapi) *