HARIANMERAPI.COM - Keris Kamardikan adalah istilah yang merujuk pada keris baru yang dibuat setelah zaman Kemerdekaan RI tahun 1945.
Dengan demikian, Keris Kamardikan atau Keris Kemerdekaan bukan tergolong keris lama atau sepuh.
Tetapi, bukan berarti Keris Kamardikan yang dibuat pada atau setelah zaman kemerdekaan tidak diminati.
Baca Juga: Keris bukan hanya untuk pusaka, tapi juga komoditas, punya nilai ekonomi, potensinya besar
Sebaliknya, pembeli dari luar Jawa dan mancanegara seperti Malaysia dan Singapura banyak yang mencarinya.
Keris memang bukan hanya soal filosofi dan mistik, namun juga aspek seni dan nilai jual.
Pada keris kamardikan, semua bagian keris mulai dari warangka atau sarung keris hingga pernik perhiasannya memiliki nilai.
Beberapa bagian keris selain bilah adalah warangka atau sarung keris, pendhok atau hiasan warangka, dan deder atau gagang keris.
Baca Juga: Keris Dongson diduga jadi awal mula penciptaan keris, fungsinya khusus untuk ritual
Semua bagian pelengkap itu sangat penting dan menentukan nilai jual keris tangguh kamardikan.
Jika keris lama atau sepuh dianggap istimewa karena tuah dan kekunoannya, keris baru zaman kamardikan disukai karena kualitas keseluruhannya.
Mulai dari bilah keris, warangka, pendhok dan deder, serta pernik perhiasan lainnya seperti permata. Kecuali itu juga tentu saja kualitas penggarapan atau pembuatannya.
Penggemar keris baru, Walgiyanto menyatakan nilai keris zaman kamardikan ditentukan oleh kualitas bahan dan penggarapan.
Baca Juga: Ingin cari keris untuk pusaka? Sunan Kalijaga pernah sarankan ini agar hidup bisa aman dan tenteram
Mulai dari jenis besi, lekuk luknya, kehalusan tempaan, keindahan pamor dan bahan lain sebagai asesori.