Hal demikian menurutnya menyebabkan pemahaman keris tidak seimbang.
"Sehingga ada yang terjebak ke pemahaman over mistikisme dengan menganggap keris bisa ini atau bisa begitu," katanya.
Taufiq Hermawan pun berharap, masyarakat bisa memahami keris secara utuh.
Baca Juga: Pameran 'Keris Dalam Gambar', ungkap pentingnya faktor estetika dalam pewacanaan tosan aji
Dengan begitu, pandangan masyarakat terhadap keris akan lebih luas dan terbuka.
Di lain sisi, dia juga menyayangkan masih banyaknya film yang menempatkan keris sebagai alat pembunuh.
Sehingga banyak masyarakat takut memiliki keris karena keyakinan mistik yang keliru.
"Kalau pemahaman masyarakat terhadap keris itu bisa utuh menyentuh filosofi, maka keris bisa makin diterima masyarakat luas," katanya.
Baca Juga: Petung Jawa weton Senin Pon 15 Agustus 2022, bakat ikut numpang, manis tutur katanya
Dengan demikian, sektor ekonomi keris sebagai komoditas seni budaya juga semakin berkembang.
Dia menekankan, bahwa berkembangnya sektor ekonomi perkerisan tidak hanya menguntungkan secara ekonomi. Tetapi, juga mendorong munculnya para perajin baru dan generasi mpu keris yang baru.
"Edukasi jalan, ekonomi juga jalan, regenerasi perajin dan mpu keris pun terjadi," katanya. *