harianmerapi.com - Ken Tambangraras dan Sebuah Cinta yang Hilang. Ternyata Jamal dan Jamil secara diam-diam mengawasi orang-orang Mataram.
Mereka ingin mengetahui orang Mataram melakukan proses penghukuman gurunya dari kejauhan, dengan menyelinap di balik gegrumbulan perdu.
Kedua murid Syeh Amongraga itu lalu pergi ke Wanamerta melaporkan kejadian ini kepada Kyai Bayan Panuarto, bapak mertua Syeh Amongraga.
"Lapor, Kyai Bayan," kata Jamal Jamil setibanya di hadapan Kyai Bayan Panuarto.
"Mau lapor apaan kamu berdua? Kok nampaknya tergesa-gesa?"
"Syeh Amongraga mendapat hukuman diceburkan Pantai Tanjung Bang oleh Kanjeng Sultan, Kyai," katanya dengan nada sedih yang teramat sangat.
"Hah? Diceburkan ke laut selatan?"
"Ya."
"Huh, tidak patut! Hukuman kok hukum cebur samodra? Apa-apaan itu?" gerutu Kyai Bayan Panuarto glendhengan.
Mendengar berita duka tersebut keluarga Wanamerta bersedih hati dan bermuram durja.
Bahkan Ken Tambangraras istri Syeh Amongraga langsung semaput tak sadarkan diri saking sedihnya,
merasa seperti kehilangan sebutir permata cinta yang lepas dari hati sanubarinya dan kini hilang ditelan samodra.
Wanita cantik molek itu segera mendapat pertolongan agar lekas sadarkan diri.
Jamal Jamil bergegas mohon diri, pamit mau pulang ke Karang. Dia diberi bekal uang dua puluh ringgit.