harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim mengisahkan Salendro yang duda dan ingin memiliki istri lagi.
Maka menjdi kewajiban bagi Salendro sebagai bapak untuk bicara dengan anak soal rencana punya ibu baru tersebut.
Lega rasanya Salendro sudah mendapat kepastian dari Bu Lola, yang bersedia untuk diperistri secara resmi. Status duda pun segera ingin ia lepas, agar tak ada lagi pergunjingan di sekitarnya.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Namun masih ada satu hal yang harus dia lakukan, yakni minta izin pada anak-anaknya.
Bagaimana pun Salendro merasa perlu juga untuk memberi tahu dan minta pertimbangan pada anak, karena mereka akan memiliki ibu baru.
Ada rasa takut di hati Salendro, anaknya belum bisa melupakan ibu kandung, sehingga akan kesulitan untuk menerima kehadiran Bu Lola.
Karena itu, Salendro harus bisa bicara sebaik mungkin dengan mereka.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Usai makan malam, Salendro minta Juki dan Rangga untuk bicara di ruang tengah dalam suasana yang santai.
Salendro melihat kedua anaknya kelihatan sedang riang, sehingga kesempatan untuk diajak berbicara.
"Juki dan Rangga, bapak mau menyampaikan hal yang sangat penting. Sudah agak lama ibu meninggalkan kita semua, Semoga ibu beristirahat dengan tenang di sana. Kita harus senantiasa mengirim dia untuk ibu"
"Namun kita juga harus melanjutkan hidup dengan nyaman. Bapak ingin Juki dan Rangga selalu hidup bahagia, karena itu Bapak ingin agar keluarga kita kembali utuh seperti keluarga pada umumnya,"
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
Salendro menghentikan omonganya sejenak untuk mencari kata-kata yang tepat.
"Dan setelah bapak pikir-pikir, maka Bu Lola sepertinya pantas untuk menjadi ibu kalian."