tokoh-tokoh baru juga dihadirkan sehingga kian tambah beragam-ragamlah jenis tokoh pewayangan dengan berbagai karakteristiknya. Hal ini untuk memperkaya lakon-lakon pakem yang sudah ada sebelumnya.
Tentu saja pada perkembangan berikutnya bukan tidak mungkin terjadi berbagai perubahan di sana-sini disesuaikan dengan adat, kebiasaan, dan situasi serta kondisi seni budaya setempat yang juga terus berkembang.
Salah satu contohnya bentuk wayangpun mengalami perkembangan menjadi wayang golek, wayang thengul, wayang beber dan lain-lainnya.
Baca Juga: Menyelamatkan Pusaka Kerajaan Majapahit 14: Ki Ageng Tunggul Wulung Moksa Setelah Berhasil Menyelesaikan Tugas
Ternyata tidak lama, hanya sekitar satu tahunan, Sunan Palang Santikawara mengungsi ke Kasultanan Cirebon.
Tahun 1499 setelah situasi dirasakan aman beliau bersama seluruh prajuritnya yang juga berperan sebagai wiyaga atau penabuh gamelan itu pulang kembali ke Majapahit.
Mereka menggunakan 8 buah gerobak untuk membawa seperangkat gamelan berikut wayang beserta uba rampenya. (Ditulis: Akhiyadi) *