hidayah

Pemimpin yang Zalim 22: Pengkhianatan dan Pemerasan Membuat Teman Jadi Lawan

Kamis, 7 April 2022 | 17:10 WIB
Sunti melampiaskan kemarahannya pada Jimat karena merasa dikhianati (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Berikut lanjutan cerita hidayah Pemimpin yang Zalim dengan sub tema Pengkhianatan dan pemerasan membuat teman jadi lawan.

Tindakan Jimat melakukan pemerasan pada Salendro membuat Sunti meradang, karena merasa sudah dikhianati.

Rencana awal tidak ada yang namanya pemerasan, karena merupakan tindakan kriminal murni.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh

Sunti bersedia masuk dalam rencana Jimat karena semula berlatar belakang perjuangan politis untuk merebut kekuasaan.

Sunti sebagai orang bisnis merasa berkepentingan, lantaran berharap jika Jimat yang sejak kecil merupakan sahabat karib bisa menjadi kepala desa ia akan turut mengambil manfaat demi kepentingan bisnisnya.

Dengan memendam rasa jengkel, Sunti pun mencoba menemui Jimat. Namun ternyata Jimat selalu mencoba menghindar.

Jika dihubungi lewat handphone, sering tidak diangkat. Kalau pun dijawab hanya didengarkan saja kemudian langsung dimatikan.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak

Ulah Jimat itu membuat Sunti makin jengkel dan berpikiran buruk bahwa mantan rekannya itu memang punya tujuan jahat.

Saat mencoba menemui secara langsung, Sunti juga kesulitan karena Jimat sepertinya sengaja menghindar. Sementara ia sendiri masih disibukkan dengan urusan bisnis.

Hingga suatu saat Sunti secara kebetulan bertemu Jimat di tempat umum. Tak ingin membuat keributan yang bisa menjadi perhatian orang banyak, Sunti langsung memegang tangan Jimat dan diseret untuk dibawa ke lokasi yang agak sepi.

Jimat terpaksa mengikuti keinginan Sunti, karena tidak ingin menarik perhatian orang-orang sekitar.

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago

Tak pelak, Sunti pun menumpahkan kemarahannya yang selama ini sudah dipendamnya. Kata-kata keras keluar dari mulut Sunti, meski ia masih bisa mengendalikan diri.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB