harianmerapi.com - Sebuah pohon sukun growong yang tumbuh di samping rumah itu menyisakan banyak cerita misteri.
Kali ini sebuah bisikan yang bisa saja terjadi secara kebetulan, tentang Jemilah yang sepertinya sulit mendapat jodoh hingga ia hidup sebatang kara karena tak punya keluarga.
Adalah Pak Jemika (nama samaran) yang hidupnya sangat sederhana. Maklum ia hanyalah seorang buruh bangunan yang sudah berpengalaman puluhan tahun.
Jadi kalau ada orang yang membangun rumah Pak Jemika pasti diminta tenaganya untuk mengerjakan rumah tersebut.
Dan pernah juga diminta untuk mengawasi tukang-tukang. Pak Jemika orangnya memang rajin cocok kalau diminta mengawasi tukang-tukang yang bekerja.
Bila tidak diawasi tukang-tukang tersebut sebagian ada yang kerjanya kurang baik. Baru pukul 15.00 WIB mereka sudah cuci tangan dan berhenti. Mestinya selesai bekerja pukul 16.00 WIB.
Pak Jemika mempunyai 3 anak, anak yang pertama perempuan yaitu Jumilah. Anak yang kedua laki-laki yaitu Jumakir. Dan yang ketiga perempuan adalah Saodah.
Ibunya 2 tahun yang lalu meninggal dunia karena sakit gula. Sebelum ibunya meninggal dunia Saodah sudah menikah dengan seorang sopir taksi. Dan Saodah turut suaminya di kota.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 20: Rekaman Video Mesum Jadi Alat Pemerasan untuk Pak Kepala Desa
Pada usia 55 tahun Pak Jemika sakit-sakitan jadi sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi. Untuk keperluan harian ia hanya mengandalkan hasil pekarangannya terutama hasil kelapanya.
Pada waktu itu Jumakir melangsungkan pernikahan. Istrinya adalah tetangga desa seorang pedagang sayur.
Upacara pernikahannya sangat sederhana mengingat ayahnya sakit dan beayanya juga tidak ada. Sesudah nikah Jumakir ikut istrinya karena istrinya anak tunggal.
Sekarang yang tinggal di rumah hanya Pak Jemika dan Jumilah. Pak Jemika sakitnya makin parah karena memikirkan Jumilah belum berkeluarga.
Sebenarnya Jumilah juga sudah berusaha mencari suami tetapi usahanya selalu gagal. Pak Jemika akhirnya meninggal dunia. Sekarang yang menghuni rumah itu tinggal Jumilah sendiri.