hidayah

Mencari Rezeki Halal 1: Sulit Cari kerja dengan Ijazah SMA, Gundah karena Bekerja di Kantor Pemakan Riba

Kamis, 10 Maret 2022 | 18:05 WIB
Basir sibuk mencari pekerjaan dengan bekal ijazah SMA (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Betapa sulitnya mencari rezeki. Apalagi rezeki halal. Ini ditasakan Basir, dengan bekal ijazah SMA ia merasa tidak bisa bebas dalam memilih jenis pekerjaan yang diinginkan.

Yang lulusan sarjana saja sulit, apalagi dirinya. Demikian kata hati Basir. Toh demikian Basir tetap punya harapan segera mendapat pekerjaan mapan, karena dirinya sudah punya tanggungan menghidupi anak dan istri.

Setelah lelah mencari pekarjaan kesana-kemari, akhirnya Basir diterima di sebuah koperasi. Hatinya lega, karena dalam bayangannya sebuah koperasi tentu merupakan pekerjaan mulia.

Baca Juga: Enam Faktor Pengaruh Perkembangan Sosial Anak Usia Dini, Salah Satunya Keluarga

Sesuai dengan asas koperasi, yakni dari dan untuk anggota. Namun selang beberapa hari setelah mendapat pengarahan soal jenis pekerjaan yang harus dilakoni, Basir jadi termangu.

Betapa tidak? Dirinya diberi target harus mendapat nasabah dengan jumlah tertentu. Menawarkan ke berbagai daerah pinjaman uang dengan syarat sangat mudah, tapi dengan bunga yang cukup mencekik dan jangka pengembaliannya tiap minggu.

"Ini namanya riba. Dosa hukumnya," kata Basir kepada rekannya sesama pegawai baru.

"Sudahlah, yang penting jalani dulu. Kita kan butuh pekerjaan, siapa tahu rezeki kita memang disini," balas temannya.

Baca Juga: Daun Saga Bantu Atasi Batuk Kering, Sariawan dan Hipertensi. Resepnya Mudah Diterapkan

Meski dengan berat hati, Basir pun menjalankan tugasnya. Awalnya ia merasa kesulitan, tapi hanya dalam tempo beberapa hari ternyata cukup mudah juga menggaet nasabah.

Ia merasa senang bisa membantu orang-orang yang membutuhkan uang lewat pinjaman di koperasinya. Tapi lama-lama apa yang menjadi kekhawatiran Basir mulai menjadi kenyataan.

Beberapa nasabahnya merasa kesulitan membayar cicilan setiap minggunya, sehingga ada yang sampai harus meminjam di tempat lain.

"Ini namanya gali lubang tutup lubang, Bu. Nanti pinjaman ibu makin besar dan malah semakin mempersulit kehidupan Ibu," kata Basir menciba untuk menasihati.

Baca Juga: Kangen Nyasar di Jogja dan Bayi tak Mau Menetek Ibu Saat Persalinan di Rumah Sakit Ternyata Tertukar

"Bagaimana lagi Mas, kalau tidak begini saya tidak bisa mengembalikan pinjaman dan juga untuk makan," jawab si Ibu terbata-bata.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB