harianmerapi.com - Kabar Pak Dipo ditahan polisi karena dituduh mencuri, dengan cepat menyebar ke para tetangga dan saudara. Sontak saja berita itu langsung jadi bahan gunjingan tetangga.
Pada umumnya mereka tak percaya soal kabar itu, karena selama ini Pak Dipo dikenal sebagai orang yang baik dan jujur.
Namun tetap saja orang yang menanggapi dengan nyinyir. Mereka menerima mentah-mentah kabar itu, bahkan kemudian menyebarkannya ke orang lain dengan menambah-nambah cerita yang tidak ada ujung pangkalnya.
Baca Juga: Ada Dua Alasan Mengapa Manusia Membutuhkan Agama
"Ternyata Dipo pencuri ya. Nggak nyangka, orangnya diam kok bisa berbuat jahat," kata seorang tetangga.
"Maklum, sudah lama mereka hidup susah. Coba lihat sampai anaknya saja disuruh berjualan di sekolah," timpal yang lainnya.
"Janganlah kita suudzon. Tidak baik berburuk sangka pada orang lain," sahut orang yang lebih netral.
"Nyatanya dia ditangkap polisi, sudah jelas pasti dia bersalah."
"Ada asas praduka tak bersalah. Orang yang ditangkap polisi belum tentu salah. Masih butuh pembuktian di pengadilan nanti. Kita harus merasa prihatin dengan nasib yang dialami Pak Dipo. Kalaupun benar dia salah, janganlah kita mengolok-oloknya karena pasti ada alasan ia sampai mencuri."
Baca Juga: Ikan Gabus Misteri 2: Tiba-tiba Berubah Jadi Bayi yang Beruling-guling dan Meloncat ke Selokan
"Karena kita tahu bagaimana sehari-harinya Pak Dipo. Dan bukan tidak mungkin, nanti di pengadilan Pak Dipo tidak terbukti bersalah. Banyak contoh kasus lain. orang yang bebas dari tuduhan di pengadilan karena memang tidak ada bukti," jelas orang yang netral tersebut.
Yang pasti, kejadian tersebut membuat keluarga Pak Dipo merasa sangat terpukul. Terlebih lagi dengan Tantro, yang selama ini mengenal betul sifat ayahnya. Ia sedih keluarga dihina tetangga.
Tantro tetap yakin, ayahnya tidak bersalah sehingga ia selalu berdoa agat diberikan jalan kepada ayahnya agar terbebas dari masalah hukum.
Hanya satu tekat Tantro, yakni membersihkan nama baik ayahnya dan keluarga. Mereka memang orang miskin, namun Tantro tak ingin orang lain menghina keluarganya gara-gara kasus yang menimpa ayahnya.