hidayah

Kekayaan Bukan Segalanya 3: Punya Motto Selalu Ingin Lebih Baik, Tak Pernah Puas dengan yang Sudah Diraih

Sabtu, 22 Januari 2022 | 11:00 WIB
Marni tak pernh bisa diam dan selalu ingin lebih. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Saat menginjak remaja, Marni sudah matang dengan berbagai pengalaman yang didapatnya. Ia diterima di perguruan tinggi ternama di kotanya, berkat sederet prestasi yang diraihnya.

Selalu ingin lebih baik, tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diraih, sepertinya itulah motto hidup Marni.

Selalu saja muncul pemikirannya, bagaimana menghasilkan sesuatu yang berharga dan jika mungkin bernilai jual tinggi.

Baca Juga: Pengalaman Horor Pulang Jagong Bayen Lewat Persawahan, Dihampiri Sosok Gorila

Karena itu, meski sibuk dengan kuliahnya, Marni masih punya waktu untuk melakukan kegiatan yang lain.
Sesuai dengan perkembangan usianya, maka kegiatan Marni pun sekarang lebih diarahkan untuk bagaimana bisa meraih keuntungan secara finansial.

Namun hebatnya, Marni tak pernah berpikir untuk terlalu komersial. Jiwa sosialnyha tetap tinggi, sehingga ia selalu berharap apa yang dilakukannya juga bermanfaat bagi orang lain.

Setiap ada peluang yang bisa ditangkap, pasti langsung dikembangkannya dengan tidak tanggung-tanggung.

Seperti saat ia melihat orang dibuat repot dengan tanaman eceng gondok, maka otaknya langsung berputar bagaimananya caranya agar tanaman yang dibilang merugikan itu justru bisa dimanfaatkan.

Baca Juga: Tiga Penyebab Frustrasi dan Berbagai Solusi Penyelesaiannya, Salah Satunya Berbicara pada Orang Lain

Memanfaatkan para tetangganya yang memerlukan pekerjaan, Marni pun mengolah tanaman eceng gondok sebagai bahan untuk membuat kerajinan dan juga bahan pembuatan briket.

Gayung bersambut, rencana Marni pun mampu membuka lapangan perjaan bagi banyak orang. Apalagi setelah produk yang dihasilkan sudah memiliki pasaran, maka Marni makin dibuat sibuk dengan pesanan yang mengalir.

Dalam perkembangannya Marni sampai harus membuat kantor untuk mengkoordinir usahanya itu. Seperti air sungai yang mengalir tanpa henti, maka Marni pun menjalani kehidupan yang semakin padat tanpa mengeluh setiap hari.

Nyaris tak pernah ada waktu sedikit pun untuk beristirahat atau sekadar mencari angin. Bagi Marni, hidup adalah bekerja dan bekerja.

Baca Juga: Tafsir Al Baqarah 174, Peringatan Larangan Menyembunyikan Kebenaran, Perutnya Terbakar di Dunia dan Akhirat

Sehingga tak masalah harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah di tengah kesibukannya mengurus usahanya yang kian berkembang.

Bahkan tak berhenti sampai di situ. Ketika ada peluang usaha lain, langsung ditangkapnya untuk dikembangkan dengan dilandasi rasa percaya diri yang tinggi. (Bersambung) *

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB