harianmerapi.com - Bagi Prapto, sambutan yang diberikan pihak perusahaan pada dirinya sempat membuat terkaget-kaget.
Dia tak menyangka bos dan rekan-rekannya punya perhatian yang begitu besar.
Padahal ia kini menyandang status mantan napi. Status inilah yang sepat membuat Prapto ragu dan diahntuai pikiran buruk, untuk menatap kehidupan di luar Lapas nanti.
Baca Juga: Suamiku Dipenjara 1: Kegelisahan Seorang Istri Pertanda Kejadian Buruk atau Musibah Menimpa Suami
Selama di dalam Lapas, memang Prapto juga mendapat bimbingan rohani dari seorang ustadz.
Hal ini yang membuat dirinya kuat menghadapi cobaan. Bagaimana tidak, tak terbayangkan sebelumnya ia harus mendekam di penjara hidup berbaur dengan para pelaku bermacam-macam tindak kriminal.
Dari penipuan, pencurian, perkosaan hingga mereka yang pernah terlibat dalam kasus pembunuhan.
Jika mental tidak kuat, maka akan berdampak yang sangat buruk. Tapi Prapto merasa beruntung karena mendapatkan bimbingan soal agama serta dukungan moral dari keluarga dan rekan-rekan kerjanya yang secara rutin menengok Lapas.
Baca Juga: Putri Malu Musuh Bebuyutan Batuk Berdahak, Begini Cara Membuatnya
Udara kebebasan kini sudah dihirup Prapto. Sepanjang jalan ia memandangi kiri kanan, tidak banyak yang berubah dibanding sebelum ia masuk.
Tapi bukan pemandangan itu sebenarnya yang tengah ia pikirkan. Perasaan deg-degan masih saja menghantui pikirannya, bagaimana nanti, bagaimana nanti.
Jumirah yang duduk di sebelahnya sepertinya tahu kondisi suaminya, sehingga ia mencoba untuk mengajak bicara.
Bicara apa saja, yang penting suaminya bisa merasa senang dengan situasi baru yang tengah dihadapi.
Baca Juga: Mengasah Hati Nurani Remaja dengan Iman agar Menjadi Pribadi yang Berperilaku Positif
Apa yang dilakukan Jumirah bisa cukup membuat Prapto merasa sedikit diringankan beban pikirannya.