hidayah

Sabar dalam Mencari Rezeki, Gagal Tes PNS Malah Sukses Jadi Juragan Warung Makan

Selasa, 14 Desember 2021 | 18:45 WIB
Jarwo sempat dibuat putus asa karena lamaran untuk menjadi PNS tak ada yang diterima. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Dalam mencari pekerjaan atau rezeki kadang dibutuhkan kesabaran. Dan jika gagal jangan sekali-kali menempuh jalan maksiat.

Menjadi sarjana sebuah perguruan tinggi negeri, harapan Jarwo (bukan nama sebenarnya) tentu ingin jadi PNS atau mendapat pekerjaan yang bagus, mapan dan mendapat penghasilan besar. Karena itu, surat lamaran pun langsung disebar ke berbagai instansi, baik negeri maupun swasta.

Tujuan pertama Jarwo adalah ingin membahagiakan kedua orang tua, yang sudah bersusah payah mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya di Jogja.

Baca Juga: Cerita Lucu Azan di Tengah Malam Bikin Heboh, Bapak Mencari Menantu dan Satu Keluarga Kena Tilang Polisi

Menjadi PNS adalah impiannya, namun jika tidak kerja di swasta pun tidak mengapa. Yang penting kerja di kantor, pasti orang tua sudah merasa bangga.

Hari demi hari berlalu, bahkan sampai berbulan-bulan, surat panggilan yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang juga.

Kebanyakan surat jawaban isinya permintaan maaf, atau sudah tidak ada formasi lagi. Begitu pun saat musim penerimaan PNS tiba, nama Jarwo tidak tercantum dalam seleksi tahap pertama.

Baca Juga: Empat Pola Asuh Orang Tua dalam Mendidik Anak, dan Kecenderungan Efeknya Terhadap Karakter Anak

Padahal doa juga sudah ia panjatkan setiap saat. Bahkan orang tua Jarwo ikut mendukung dengan doa setiap Salat malam.

Toh demikian, tidak ada kemasygulan dalam hati Jarwo. Ia marasa bahwa Allah suatu saat pasti akan memberi rezeki juga kepada dirinya. Entah kapan datangnya dan bagaimana jalannya.

Sambil menunggu mendapat kesempatan kerja yang lebih mapan, Jarwo yang sudah tidak ingin menggantungkan hidupnya pada orang tua lantas mencari pekerjaan apa saja.

Baca Juga: Jantung Pisang Tak Hanya Tokcer Mendongkrak Produksi ASI, Berikut ini Manfaat Lainnya

Sampai akhirnya ia diterima menjadi pelayan di sebuah warung tenda. Ia merasa tidak malu dengan pekerjaannya itu, meski kadang bertemu dengan konsumen yang bekas teman kuliah dan sudah sukses.

Sedikit demi sedikit, Jarwo menabung uang gaji yang diterimanya. Ia juga mempelajari resep yang ada di warung tersebut serta manajemen pengelolaannya.

Dua tahun sudah Jarwo bekerja sebagai pelayan di warung tenda. Ia merasa sudah memiliki tabungan yang cukup dan pengetahuan lebih untuk mendirikan warung sendiri.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB