hidayah

Tidak Ada Mantan Anak 19: Tidak Terasa Waktu Berlalu Begitu Cepat dan Semua Sudah Berubah

Jumat, 10 Desember 2021 | 20:00 WIB
Jumanto mampir ke warung makan sambil bertanya rumah Bonikem. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Puluhan tahun sudah, desa itu ditinggalkan Jumanto. Kini ia datang lagi dan rasanya baru kemarin saja ia pergi.

Rasanya waktu berlalu dengan cepat. Tapi mengapa semuanya sudah berubah total. Tak ada lagi tanah tersisa, karena sudah disesaki dengan bangunan.

Bingung juga Jumanto untuk menemukan rumah Bonikem, istri yang ditinggalkannya begitu saja hampir tiga puluh tahun silam.

Baca Juga: Cerita Misteri Makhluk Halus Penghuni Dapur yang Suka Sekitar Wilayah Dada Perempuan

Disusurinya jalan-jalan yang sekarang semua sudah diperkeras dengan semen. Dicobanya untuk mengingat-ingat keberadaan rumah kenangan bersama istrinya. Tapi tetap juga Jumanto sulit untuk menemukannya.

Orang-orang yang ditemuinya di sepanjang jalan, juga sudah tidak ada yang dikenalnya. Semua tampak asing.

Untuk melepas kelelahan setelah perjalanan panjang dengan bus malam, Jumanto pun masuk ke sebuah warung makan.

Baca Juga: Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 7: Mengajari Bercocok Tanam dan Beribadah dengan Contoh Langsung

Pemilik warung juga tidak dikenalnya. Ia memesan minum kopi dan mengambil makanan yang memang disediakan secara prasmanan.

Di sela-sela menyantap makanan, Jumanto mencoba berkomunikasi dengan pemilik warung, seorang laki-laki paruh baya.

"Bapak sudah berapa lama buka warung?" tanya Jumanto.
"Sekitar sepuluh tahun yang lalu," jawab pemilik warung.
"Bapak bukan asli sini ya?"

Baca Juga: Misteri Kereta Dorong Anak Balita yang Dibawa Noni Bule

"Bukan, saya ke sini untuk usaha cari makan. Di sini kan banyak anak-anak mahasiswa yang kos, jadi pasti laku kalau buka warung makan. Apalagi pakai tarif mahasiswa. Biasa, anak kos yang penting perut kenyang, tapi bisa ngirit," kata pemilik warung yang bercerita sendiri tanpa ditanya.

"Kalau Bapak sudah sepuluh tahun di sini, mestinya kenal dengan Ibu Bonikem ya," tanya Jumanto memotong cerita pemilik warung.

"Oohh Bu Bonikem, kenal dong. Ibunya Jimanto bukan?"
"Iya...iya. Rumahnya sebelah mana ya Pak."

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB