Sementara itu, Kiai Ageng Giring yang tinggal di daerah Paliyan Gunungkidul diperintahkan menanam sepet atau sabut kelapa kering.
Dengan keyakinan Kiai Ageng Giring menanamnya dan kemudian tumbuh menjadi pohon kelapa yang menghasilkan degan atau buah kelapa muda.
Baca Juga: Tak banyak yang tahu, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pernah runtuh akibat gempa dahsyat tahun 1867
Sabut kelapa kering yang secara nalar tidak mungkin tumbuh, namun atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, tumbuh menjadi sebatang pohon kelapa.
Selama bertahun-tahun pohon kelapa itu dirawat dan dijaga Kiai Ageng Giring di pekarangan rumahnya, hingga menjadi tinggi dan besar.
Namun Kiai Ageng merasa heran pohon kelapa itu tidak juga berbuah, sebagaimana yang pernah diisyaratkan oleh gurunya, Sunan Kalijaga.
Meskipun begitu, Kiai Ageng tidak pernah ragu sedikit pun, kesabaran dan ketekunannya dalam ibadah diperkuat dan terus menjalankan laku prihatin sebagaimana tuntutan ajaran Islam,
hingga suatu ketika pohon kelapa itu muncul degan satu biji saja dan beliau mendapatkan mimpi yang aneh. (Ditulis: Yosi Wulandari UAD di Koran Merapi) *