HARIAN MERAPI - Tradisi nguras telaga biasa dilaksanakan oleh warga di Dukuh Krenggan Desa Pungangan Kecamatan Limpung Kabupten Batang.
Berdasarkan letak geografis, dukuh Krenggan ini memiliki lahan yang digunakan sebagai sawah oleh masyarakat sehingga memerlukan irigasi untuk kesuburan lahan pertanian.
Oleh karena itu, telaga menjadi sumber air yang digunakan masyarakat agar dapat melakukan irigasi pada lahan pertanian.
Baca Juga: Tradisi bersih telaga di Daerah Istimewa Yogyakarta, jadi simbol kearifan lokal bumi Nusantara
Di daerah dukuh Krenggan, tradisi nguras telaga rutin dilaksanakan setiap tahun saat memasuki bulan Sura. Menurut sejarahnya, bulan Sura dianggap bulan yang suci dan dahulunya masyarakat Jawa dianjurkan tidak bekerja.
Oleh karena itu, masyarakat yang tidak bekerja melakukan kegiatan bersih desa untuk menyambut bulan yang suci.
Bagi warga dukuh Krenggan, mereka akan melakukan kegiatan nguras telaga, yakni
membersihkan seluruh telaga dengan membuka saluran air yang digunakan untuk membendung telaga dan mengisi kembali hingga air telaga terisi penuh.
Tradisi nguras telaga ini sama dengan tradisi bersih telaga yang dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada leluhur dan mengenang jasa sesepuh desa yang telah membuat telaga. Kehadiran telaga telah membuat pedukuhan menjadi subur dan terhindar dari mala petaka.
Bahkan, masyarakat pun percaya apabila tradisi itu tidak dilaksanakan akan terjadi mala petaka terhadap mereka, seperti kekeringan sehingga gagal panen dan tidak mendapatkan kecukupan dalam kebutuhan sehari-hari.
Sebagaimana prosesi bersih telaga, tradisi nguras telaga di dukuh Krenggan juga terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan akhir. Tahap persiapan dilakukan oleh tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk melakukan musyawarah.
Musyawarah yang dilakukan adalah untuk menentukan kapan nguras telaga dilakukan
serta kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan Sura (tahun baru Islam).
Tahap kedua adalah pelaksanaan.
Nguras telaga dilaksanakan pada waktu yang ditentukan dari musyawarah, umumnya dalam rentangan 1-20 Dzulhijjah. Sebelum menguras telaga, malam hari warga dukuh Krenggan membuka penutup saluran telaga terlebih dahulu dan membutuhkan 10 orang.
Membuka penutup saluran tersebut bertujuan agar pagi hari warga dapat membersihkan telaga yang sudah kotor atau penuh lumpur dan lumut.