Amanah dari leluhur bagi pewaris sebidang tanah di Desa Ngringin, jangan selonjorkan kaki ke pojokan lincak

photo author
- Jumat, 6 Oktober 2023 | 21:10 WIB
 Amanah dari leluhur yang menjadi pewaris sebidang tanah di Desa Ngringin, jangan selonjorkan kaki ke pojokan lincak (Pramono Estu)
Amanah dari leluhur yang menjadi pewaris sebidang tanah di Desa Ngringin, jangan selonjorkan kaki ke pojokan lincak (Pramono Estu)

HARIAN MERPAI - Amanah dari leluhur sebaiknya tidak dilanggar. Seperti halnya amanah dari leluhur yang menjadi pewaris sebidang tanah di Desa Ngringin.

Yakni, jangan sekali-kali selonjorkan kaki ke arah pojokan lincak.

Ada apa sih dan bagaimana jika larangan itu dilanggar?

 Baca Juga: Sasar Gudang Rosok, Polres Sukoharjo Gencar Berikan Imbauan Rawan Kebakaran

Prihatin sore itu diminta datang ke rumah neneknya di desa Ngringin. Nenek kangen padanya, karena sudah 2 bulan tak terlihat. Maklum kondisi hamil muda tak bisa bepergian jauh.

Kabar ini membuat Prihatin tak sabar ingin segera menemui Simbahnya. Namun karea ia sedang hamil muda memasuki bulan ke-4, kondisinya mudah lelah dan perlu banyak istirahat.

Terang saja ia lelah setelah bersepeda dengan si suami. Begitu sampai, spontan duduk di lincak dekat sentong rumah dan rasa kantuk segera menjalar.

Begitu selonjorkan kaki, Prihatin merasa ngantuk berat dan akhirnya mak lap tertidur pulas. Dalam tidur itulash ia ditemui oleh orang tua berpakaian jubah. Layaknya pakaian orang ihrom saat naik haji.

Saat dalam bincang dengan simbah itu, Prihatin dibilang: “Kakimu jangan kau selonjorkan ke arah mukaku!”

Baca Juga: Pasutri pembuang bayi perempuan di Aceh Besar ditangkap, ini kronologinya

Mak tratap, Suprihatin tersadar dan bangun. “Aku sedang bermimpi?” katanya.

Kejadian itu tak difikirkan lagi dikira tak penting. Soal pesan simbah berjubah itu dilupakan saja. Hanya saja, ternyata kakaknya juga mengalami hal yang sama dengannya.

Baru diketahui kejadian kakak beradik itu ketika berkumpul menengok Simbah. Yaitu kasusnya setelah selonjorkan kaki di lincak.

Saking takut kakaknya Prihatin ngomong: “ Aku tak mau dikasih warisan sentong.”

Usut punya usut, simbok saat membagi warisan ternyata ada amanah dari leluhurnya yang harus disampaikan. Setiap anak turunnya yang mendiami tanah warisan ini jangan sampai kakinya itu diselonjorkan ke sudut lincak ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X