HARIAN MERAPI - Kraton Yogyakarta secara rutin mengadakan labuhan alit dalam rangka memperingati tingalan jumenengan dalem Sri Sultan HB X.
Labuhan alit dari Kraton tersebut dilakukan di tiga tempat
yakni Gunung Merapi, Pantai Parangkusumo dan Gunung Lawu.
Penyelenggaraan labuhan di Gunung Merapi berjalan dengan
khidmat dimulai dengan penyerahan ubo rampe labuhan dari
utusan Kraton Yogyakarta kepada pemerintah Kabupaten
Sleman di Kantor Kapanewon Cangkringan, Selasa pagi (21/2/2023).
Baca Juga: Even Jogja Parrotdiningrat dongkrak PAD Bantul hingga ratusan juta rupiah, kunjungan wisatawan naik
Ubo rampe yang berisi Sinjang Kawung Kemplang, Semekan
Gadhung, Semekan Gadhung Mlati, Kampuh Paleng, Destar
Daramuluk, Destar Udaraga
dan Arta Tindhih dan lainnya tersebut oleh juru kunci gunung Merapi Mas Wedana Suraksohargo Asihono dibawa ke pendopo Kinahrejo (Pendopo Petilasan Mbah Maridjan).
Pada Selasa malam (21/2) dilakukan tirakatan dan mocopat.
Acara dimulai dengan pembacaan kidung pambuka, Tarian Endog Jagad, doa bersama, kembul bujana dan diakhiri pagelaran wayang kulit lakon Jumenengan Parikesit di Pendopo Kinahrejo.
Penyerahan tokoh pewayangan Prabu Romo oleh Mas
Wedana Suraksohargo Asihono diberikan kepada dalang Ki Sigit Manggolo Saputro didampingi Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni Y. Eni Lestari Rahayu dan Lurah Umbulharjo Danang Sulistya Haryana.
Baca Juga: Keadilan sosial membawa kesejahteraan dan mengurangi kecemburuan
Dalam sambutan Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY yang dibacakan Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Y. Eni Lestari Rahayu mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan labuhan yang merupakan tradisi leluhur sebagai bentuk pelestarian.
Dipaparkan dalam kesempatan tersebut, labuhan
Merapi merupakan tradisi luhur dari leluhur yang
dilaksanakan secara rutin.
“Tahun 2023 adalah tahun pertama labuhan merapi kembali
diselenggarakan dengan dihadiri banyak pihak dan masyarakat.
Acara labuhan diselenggarakan sebagai wujud manunggaling
kawula lan gusti, menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME sekaligus untuk melestarikan adat budaya tradisi di DIY
dengan harapan masyarakat dari latar belakang yang berbeda dapat memiliki handarbeni atau merasa memiliki.” Jelas Eni Pada pagi harinya dilakukan prosesi labuhan.
Perjalanan iring-iringan para abdi dalem yang dipimpin juru kunci gunung Merapi tersebut menarik antusias masyarakat sekitar serta wisatawan.