Labuhan Parangkusumo upaya melestarikan adat dan tradisi warisan budaya tak benda

photo author
- Kamis, 23 Februari 2023 | 12:34 WIB
 Prosesi Labuhan ubo rampe di Parangkusumo. (Dokumen Dinas Kebudayaan DIY)
Prosesi Labuhan ubo rampe di Parangkusumo. (Dokumen Dinas Kebudayaan DIY)

HARIAN MERAPI - Penyelenggaraan Mangayubagya Hajad Dalem Labuhan Karaton Ngayogyakarta Hadningrat di pantai Parangkusumo menjadi titik nyata pelestarian adat dan tradisi.

Pada Senin malam (20/2/2023) di komplek Cepuri Parangkusumo dilaksanakan kirab budaya, atraksi kesenian, doa bersama dan tahlil Hadiningrat, dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit dengan Dalang Ki Suraji Parang Pertomo.

Kegiatan Mangayubagya Hajad Dalem Labuhan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu kegiatan tradisi yang dibina oleh Pemda melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.

Baca Juga: Keadilan sosial membawa kesejahteraan dan mengurangi kecemburuan

Dalam sambutannya Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, Mangayubagya Hajad Dalem Labuhan adalah salah satu kegiatan fasilitasi Dinas kebudayaan DIY dalam rangka mewujudkan pelestarian, adat istiadat dan tradisi.

Dijelaskan Dian labuhan memiliki makna bentuk manunggaling kawula gusti sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME.

Labuhan sendiri menurut Dian sudah ditetapkan secara nasional sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

Kalurahan Parangtritis yang telah ditetapkan sebagai desa budaya tersebut menjadi tempat diadakannya labuhan,

oleh karenanya ia berharap kedepannya masyarakat arangtritis dapat senantiasa mendukung kegiatan tersebut sebagai bentuk sinergitas antara masyarakat dan pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.

“Mengapa event ini menjadi istimewa, yang pertama di tahun 2023 baru kali ini melaksanakan labuhan secara langsung, mengingat sebelum-sebelumnya tetap dilaksanakan namun terbatas karena adanya pandemi."

Baca Juga: Hati-hati, predator anak bisa jadi berada di dalam rumah

"Tahun ini meriah, berkumpul, berbahagia bersama, mangayubagya sebagai bagian dari pembinaan kebudayaan yang dilakukan oleh bopo lurah dan penggiat pelestari budaya."

"Bahwa acara ini adalah salah satu kegiatan fasilitasi Dinas kebudayaan DIY dalam rangka mewujudkan pelestarian, adat istiadat dan tradisi."

"Makna dari labuhan selain manunggaling kawula gusti juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME” ujar Dian.

Pada malam tersebut di area Cepuri Parangkusumo tampak khusyuk tahlil Hadiningrat oleh para abdi dalem yang mengenakan ageman (baju) peranakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X