HARIAN MERAPI - Para abdi dalem Keraton Yogyakarta meyakini Labuhan Alit di puncak Gunung Lawu lancar meski cuaca ekstrem menghadang.
Rombongan Labuhan alit berisi 11 abdi dalem yang membawa ubo rampe pratelan ageman Sultan menempuh jalur pendakian lama Hargo Tiling.
"Meski musim hujan maupun kemarau, labuhan tetap harus dilakukan. Enggak perlu didampingi pemandu, kami sudah terbiasa. Pasrah saja dengan kehendak Yang Maha Kuasa. Niat kami baik," kata Pengageng Widyo Budoyo II Keraton Yogyakarta, KRT Rinta Iswara usai pamitan di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis (30/1/2025) siang.
Baca Juga: Inilah fakta-fakta di balik penembakan PMI di Malaysia
Rombongan mendaki dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Alat komunikasi dan perbekalan juga seadanya.
Ia mengatakan, labuhan alit di Gunung Lawu dalam rangkaian upacara peringatan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sebanyak 10 pratelan ageman sultan disemayamkan di titik tertinggi Gunung Lawu.
Pratelan ageman sultan itu disimpan di dua kotak besar.
Baca Juga: Polresta Sleman Amankan 15 Karyawan Atakrib Karena Melakukan Pencurian Barang Elektronik
Sebanyak 10 jenis ubo rampe meliputi ubo rampe Kasepuhan yakni Kampuh Poleng, Dhestar Bangunthulak, dan Paningset Jingga.
Kemudian ubo rampe Kaneman seperti Nyamping Cangkring, Semekan Gadhung, Nyamping Teluhwatu, Semekan Dringin, Semekan Songer, Ratus dan Yatra Tindhih.
"Labuhan alit dilakukan di tiga lokasi, yaitu Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Parangkusuma," katanya.
Baca Juga: Diduga Hanyut, Lansia Tuna Netra Hilang di Sungai Desa Ngabul, Jepara, Ditemukan Tim SAR di Selokan
"Upacara adat ini memperingati naik tahta atau Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X tiap 30 Rajab penanggalan Jawa," lanjutnya.