kearifan

Situs Brongsongan di dekat Candi Borobudur Magelang, ketika ditemukan tahun 1971 kondisi yoni sudah terpendam

Kamis, 25 April 2024 | 10:35 WIB
Batu-batu peninggalan purbakala di Situs Brongsongan (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Ada arca spesifik dari situs Brosongan di dekat Candi Borobudur Magelang, yang belum dapat teridentifikasi. Arca tersebut saat ini berada di Museum Borobudur.

Arca dengan posisi duduk dalam sikap ‘dyana padasana’, dengan penggambaran tiga ekor ular di bagian bawah yang menyembul keluar di bawah kedua kaki yang dilipat.

Ada arca lain terbuat dari batu andesit dengan ukuran tinggi sandaran dan asana 43 cm, lebar sandaran dan asana 33 cm serta tebal sandaran dan asana 5,5 cm.

Baca Juga: Situs Brongsongan di dekat Candi Borobudur, bukti adanya toleransi beragama pada masa Kerajaan Mataram Kuno

Memiliki sandaran kepala, tiara bersusun, anting berbentuk bunga dengan untaian kebawah, kalung dengan liontin bunga, kelat bahu berbentuk roset, gelang di pergelangan tangan dengan tangan kanan memegang semacan bunga/buah yang dapat diidentifikasikan sebagai kintamani dan tangan kiri tengkurap diatas lutut kiri.

Posisi duduk bersila di depannya berupa hiasan bunga dengan kelopak menjulur kebawah. Merupakan arca yang spefisik dan belum teridentifikasi. Saat ini arca disimpan di Museum Borobudur.

Temuan lainnya adalah Lingga yang terbuat dari batu andesit, berukuran tinggi 60 cm, sisi bagian bawah persegi ukuran 20 cm, sisi bagian tengah berbentuk persegi delapan berukuran 20 cm dan diameter bagian atas 20 cm.

Berbentuk polos dan tidak memiliki ukiran ornamental. Saat ini disimpan di Museum Borobudur.

Baca Juga: Situs Brongsongan di dekat Candi Borobudur, ada dua yoni yang diputuskan tetap ditinggal di lokasi penemuan

Ada dua buah Yoni ditemukan di Situs Brongsongan, Yoni pertama terbuat dari batu andesit dengan ukuran bagian bawah panjang 125 cm dan lebar 100 cm, tinggi 108 cm.

Bagian atasnya panjang 125,5 cm dan lebar 120 cm. Lubang di bagian tengah atas berukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm dan dalam 62,5 cm.

Cerat panjang 16,5 cm dan lebar ujung saluran 3 cm. Hiasan dibawah cerat berupa ukiran seekor garuda yang berdiri di atas kura-kura yang didukung oleh seekor naga.

Kepala kura-kura telah patah. Ketika dilaporkan pada tahun 1971 yoni dalam kondisi terpendam tanah setengahnya dan sekitarnya telah ditumbuhi semak-semak.

Baca Juga: Hari Warisan Dunia Jadi Momentum Meningkatkan Kolaborasi Menjaga Peninggalan Leluhur

Diperkirakan keletakan yoni sudah tidak berada di posisi awalnya. Saat ini yoni berada di lokasi situs. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB